Jayapura (ANTARA) - Tim sepak bola putra Papua mengungguli Aceh 2-0 hingga turun minum babak pertama final Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua berakhir di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Kamis.

Kapten Papua Ricky Ricardo Cawor membukukan dwigol penyokong keunggulan tuan rumah yang masing-masing ia dapatkan lewat konversi tendangan penalti serta sebuah aksi individual menawan.

Bila skor 2-0 bertahan hingga bubaran babak kedua nanti, maka Papua akan mendapatkan medali emas sepak bola putra PON ketiga mereka setelah 1993 dan 2004.

Selain itu, Ricky Cawor dkk juga akan mengawinkan medali emas sepak bola putra dan putri, mengingat rekan-rekan mereka di tim putri sudah lebih dulu mendapatkan emas.

Baca juga: Gol indah Liza Armanita antar Papua juarai sepak bola putri PON Papua

Bek tengah Papua, Marthin Alesandro Dusay yang sempat diistirahatkan dalam semifinal kemarin, kembali dipercaya oleh pelatih kepala Eduard Ivakdalam untuk turun sejak awal berduet dengan Ari Wakum.

Selain itu di lini depan, Rafiko B. Nawipa diberi kesempatan turun sejak awal, besar kemungkinan karena kondisi Jefron Sitawa yang memang sudah tidak 100 persen bugar sejak akhir penyisihan Grup A.

Sementara itu pelatih kepala Aceh Fakhri Husaini menempuh langkah rasional dengan menerapkan skema 5-3-2 untuk membendung agresivitas Papua.

Baru empat menit pertandingan berjalan, Papua langsung mendapatkan hadiah tendangan penalti dari wasit Fariq Hitaba yang melihat bola mengenai lengan bek Aceh Rezal Mursalin di dalam kotak terlarang.

Ricky Cawor yang dipercaya menjadi algojo sukses memperdaya kiper Chairil Zul Azhar untuk membuka keunggulan Papua atas Aceh. Itu merupakan gol ke-10 Ricky Cawor selama mengikuti PON Papua.

Baca juga: Ricky Ricardo semakin mantap pimpin daftar top skor PON Papua

Keunggulan cepat itu membuat para pemain Papua tampil kian percaya diri dan nyaris memperoleh gol kedua pada menit ke-16 saat Ricky Cawor melepaskan umpan tarik, sayang upaya penyelesaian Rafiko Nawipa gagal menjangkau bola.

Pada menit ke-23, Papua akhirnya betul-betul sukses menggandakan keunggulan lewat aksi individualnya yang menggiring bola dari dekat lingkaran tengah lapangan, sebelum melepaskan tembakan akurat dari tepian ke kotak penalti yang tak mampu diantisipasi Chairil Zul.

Papua terus lebih banyak memegang kendali permainan, sementara pilihan Aceh menerapkan strategi ultradefensif dengan mencari situasi-situasi serangan balik tak kunjung membuahkan hasil hingga babak pertama usai masih dengan kedudukan 2-0 bagi tuan rumah.

Bila terpaksa, Fakhri masih memiliki opsi gelandang Khairil Anwar dan Alvin Abdul Halim Nasution di bangku cadangan ataupun penyerang Perda Rachman yang mungkin bisa diharapkan membantu mengubah keadaan.

Baca juga: Perjalanan tim sepak bola putra Papua dan Aceh ke final

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021