Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kabulog sekaligus Mantan Menteri Muda Urusan Koperasi, Bustanil Arifin, dinilai merupakah tokoh revitalisasi koperasi pertanian karena jasanya dalam menggerakkan koperasi sampai tingkat pedesaan.

"Pak Bus (Bustanil Arifin, red) sangat berjasa dalam merevitalisasi koperasi terutama koperasi pertanian bahkan hingga level perdesaan," kata Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Choirul Djamhari, di Jakarta, Minggu.

Bustanil Arifin meninggal dunia di Los Angeles pada usia 85 tahun.

Ia menambahkan, Bustanil merupakan tokoh yang memelopori pendirian Koperasi Unit Desa (KUD) melalui Inpres nomor 2 tahun 1978 yang mewajibkan didirikannya KUD pada setiap kecamatan.

Meskipun kebijakan itu menyalahi prinsip gerakan koperasi yang seharusnya swadaya tetapi di sisi lain mampu menggerakkan potensi ekonomi di perdesaan secara efektif.

"Secara sosiologis masyarakat petani di perdesaan masih perlu contoh untuk melakukan sesuatu, waktu itu. Dengan diprakarsasi kepemimpinan beliau itu maka ini mendorong tumbuhnya koperasi di desa-desa," katanya.

Selain itu, Bustanil juga merupakan tokoh yang mampu melibatkan dan meningkatkan peran koperasi dalam pengadaan pangan nasional di mana KUD dilibatkan dalam pengadaan pangan strategis.

"Pada waktu itu, pengadaan pangan itu melibatkan koperasi, Pemda, dan Bulog sehingga semua aspek pangan dari mulai masalah suplai, harga, prognosis, dan lain-lain semya melibatkan KUD-KUD," katanya.

Hal yang menjadi kontroversi ketika itu adalah lantaran koperasi didirikan secara top down meskipun sisi positifnya besar.

Choirul berpendapat Bustanil juga merupakan tokoh yang berperan memangkas proses birokrasi soal koperasi yang semula berbelit-belit.

"Prakarsa beliau yang mengusulkan adanya sekretaris Menteri Muda Urusa Koperasi terbukti mengurangi birokrasi terkait koperasi," katanya.

Choirul yang sempat merasakan kepemimpinan Bustanil Arifin menilai Bustanil telah memberikan contoh kualitas kepemimpinan yang sangat regeneratif.

Menurut dia, semua pegawai di lingkungan departemen yang dipimpin Bustanil ketika itu baik di tingkat pusat maupun daerah dapat merasakan kedermawanan, jiwa sosial, dan kesantunan tokoh tersebut.

"Pak Bus pula yang memprakarsai adanya Gudang Lantai Semut dan Kios pada KUD yang kini menjadi potensi infrastruktur KUD," katanya.

Saat ini, kata Choirul, Indonesia diwarisi persoalan KUD yang dinilainya perlu solusi pembinaan dengan potensi KUD yang besar meliputi infrastruktur, kegiatan usaha, gudang lantai semut, dan kios, serta kemampuan manajerial dalam pengadaan pangan.

"Selamat jalan, Pak Bus," kata Choirul yang mengaku sempat diberi uang saku oleh Bustanil Arifin saat berpamitan untuk melanjutkan studi ke Amerika Serikat.(*)

(T.H016/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011