Orang-orang yang mempunyai paham jihad dengan kekerasan dalam kategori terorisme karena tidak adanya rasa kemanusiaan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K.H. Marsudi Syuhud meminta semua pihak menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada generasi penerus bangsa demi mencegah mereka terpapar paham radikalisme.

"Anak cucu kita doktrinkan tentang sifat-sifat kemanusiaan," kata dia dalam webinar bertajuk "Densus 88, Penanganan Terorisme dan Narasi Islamafobia" yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, dengan rasa kemanusiaan terpatri di hati maka seseorang tidak akan mudah terpengaruh paham radikalisme.

Selain itu dengan memahami nilai-nilai kemanusiaan, generasi muda diharapkan bisa menghargai dan menghormati adanya perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat

Marsudi menjelaskan paham jihad yang dianut para teroris tidak mengenal rasa kemanusiaan.

"Orang-orang yang mempunyai paham jihad dengan kekerasan dalam kategori terorisme karena tidak adanya rasa kemanusiaan," tuturnya.

Baca juga: BNPT siap fasilitasi oknum tak percaya radikalisme terorisme ke lapas

Padahal, kata dia, agama apa pun melarang umatnya untuk menyakiti orang lain, apalagi sampai membunuh.

"Inti ajaran kemanusiaan, barang siapa yang membunuh orang tanpa karena dia membunuh atau tanpa karena dia membuat kerusakan di muka Bumi, maka seolah-olah orang itu membunuh semua manusia," katanya.

Dia mengakui bahwa sejumlah kasus terorisme yang terjadi di Tanah Air telah mencoreng agama Islam.

Oleh karena itu, kata dia, pemahaman nilai-nilai kemanusiaan dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme di kalangan generasi muda.

"Inilah (pemahaman nilai-nilai kemanusiaan, red.) yang sangat dibutuhkan untuk meminimalisir pemahaman-pemahaman yang mengarah kepada radikalisme, terorisme yang memperjelek nama Islam itu sendiri," katanya.

Baca juga: Kadisbintalal: Digitalisasi masjid upaya kontrol paham radikalisme
Baca juga: Infiltrasi kelompok radikal ke aparatur negara kerap tidak disadari

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021