Tokyo (ANTARA) - Dolar AS menuju penurunan mingguan pertama versus mata uang utama lainnya sejak awal bulan lalu, jatuh kembali dari tertinggi satu tahun karena para pedagang mengalihkan perhatian mereka ke jadwal bagi Federal Reserve AS untuk mulai menaikkan suku bunga.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya, sedikit berubah di sesi Asia berada di 94,034 pada Jumat pagi. Indeks berada di jalur untuk penurunan sekitar 0,1 persen minggu ini meskipun mencapai tertinggi sejak 25 September 2020 di 94,563 pada Selasa (12/10/2021).

Sentimen pasar yang membaik, telah mengangkat saham global, harga komoditas dan imbal hasil obligasi, juga membebani mata uang aman dolar.

Hanya terhadap yen - mata uang aman lainnya - dolar berhasil mempertahankan momentum selama lima minggu terakhir, naik 0,16 persen pada Jumat dan menyentuh 113,885 yen untuk pertama kalinya sejak Desember 2018.

“Kami mengakhiri pekan dengan risiko terbang,” Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne, menulis dalam catatan klien.

"Ekuitas naik dengan keras, dan yen tidak memiliki tempat sebagai lindung nilai," karena itu hanya akan menyeret kinerja portofolio secara keseluruhan, kata Weston.

Greenback telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya harga energi.

Risalah pertemuan Fed September mengkonfirmasi minggu ini bahwa pengurangan stimulus pasti akan dimulai tahun ini, meskipun pembuat kebijakan terbagi tajam mengenai inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu.

Pasar uang saat ini memperkirakan sekitar 50/50 kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Juli.

Indeks dolar "terlihat sedikit goyah, tetapi penurunan berapa pun akan terbukti moderat" dengan tapering Fed sekarang sudah dekat tulis ahli strategi Westpac dalam catatan klien.

Setiap penurunan dalam indeks akan dibatasi hingga 93,70, kata mereka.

Ujian besar berikutnya dari kesehatan ekonomi AS datang kemudian pada Jumat waktu setempat dengan rilis angka penjualan ritel.

Euro tergelincir 0,09 persen menjadi 1,1588 dolar setelah menyentuh 1,1624 dolar pada Kamis (14/10/2021) untuk pertama kalinya sejak 4 September. Sterling sedikit berubah di 1,36705 dolar setelah naik ke level tertinggi sejak 24 September di 1,3734 dolar semalam.

Dolar Aussie yang sensitif terhadap risiko turun tipis 0,07 persen menjadi 0,74105 dolar AS, setelah mencapai tertinggi lebih dari satu bulan di 0,74265 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar kiwi Selandia Baru kehilangan 0,06 persen menjadi 0,7033 dolar AS, menahan sebagian besar lonjakan 1,0 persen pada Kamis (14/10/2021), yang membawanya ke level tertinggi sejak 24 September di 0,70415 dolar AS.

Di pasar uang kripto, Bitcoin bertahan di sekitar 57.200 dolar AS setelah menyentuh level tertinggi lima bulan di 58.550 dolar AS pada Kamis (14/10/2021). Ether saingan yang lebih kecil diperdagangkan di sekitar 3.780 dolar AS, masih mendekati level tertinggi lebih dari satu bulan di 3.825,89 dolar AS yang dicapai semalam.

Baca juga: Dolar jatuh dalam perdagangan fluktuatif, karena selera risiko menguat
Baca juga: Dolar melemah setelah reli ke level tertinggi satu tahun di awal pekan
Baca juga: Dolar mundur dari level tertinggi 1 tahun setelah rilis data inflasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021