Pasuruan (ANTARA News) - Warga Kelurahaan Pecalukan, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menolak eksploitasi hutan di kawasan wisata Tretes.

Penolakan itu disampaikan warga saat dengar pendapat dengan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (14/2).

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pecalukan Mustakim meminta agar PT Kusuma Raya Utama (KRU) menghentikan kegiatan yang akan mengalihkan fungsi hutan menjadi kawasan wisata tersebut.

Mustakim meragukan niat PT KRU yang akan mengalihkan fungsi hutan Tretes menjadi kawasan wisata alam dengan nuansa pelestarian budaya nasional.

Sebaliknya Mustakim menilai kawasan wisata alam yang dijanjikan PT KRU menjadi kawasan wisata hanya akan merusak lingkungan hutan Tretes.

Sehingga Mustakim menegaskan, agar seluruh kegiatan baik yang dilakukan PT KRU, maupun badan usaha yang lain yang akan mengalihkan fungsi hutan di Tretes segera dihentikan.

"Kembalikan lagi fungsi hutan Tretes yang sebenarnya," tegas Mustakim.

Diungkapkan, hutan di kawasan Tretes telah mengalami degradasi. Saat musim hujan sungai-sungai di Tretes sudah tidak mampu menampung air hujan lagi.

Sebaliknya jika musim kemarau, warga Tretes kekurangan pasokan air bersih, sehingga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terpaksa menggulir pasokan air ke pelanggan.

Kepala Kelurahan Pecalukan, Imam Pamudji mengatakan, warganya menolak kegiatan penebangan pohon yang dilakukan PT KRU yang akan digunakan untuk membangun kawasan wisata alam.

Imam Pamudji minta agar PT KRU sebelum melakukan kegiatan hendaknya melakukan sosialisasi kepada warga sekitar terlebih dulu.

Ia yakin penebangan pohon diketahui oleh PT KRU, sebab di atas lahan tersebut telah dibangun pos jaga.

Keyakinan Imam Pamudji ini sekaligus untuk menangkis pernyataan Imam Syafi`i dari PT KRU yang mengatakan pihaknya belum melakukan penebangan pohon.

Imam Syafi`i berkilah penebangan pohon dilakukan hanya untuk merapikan pohon-pohon tumbang yang ditebang oleh para pencuri.

Sebelumnya Imam Syafi`i yang mendapat kesempatan lebih dulu menjelaskan, PT KRU telah merencanakan akan membangun Taman Wisata Alam Tretes.

Rencana lokasinya akan menggunakan lahan hutan milik Perhutani seluas 35 hektare. Namun karena kondisi lahannya sebagian berupa jurang yang cukup curam, maka lahan yang akan dimanfaatkan hanya menjadi 22,5 hektare.

Dijelaskan, hutan milik Perhutani seluar 22,5 hektare itu kini telah ditukar guling dengan lahan pengganti dengan luas 10 kali lipat.

Disebutkan, seluas 160 hektar pengganti berlokasi di wilayah Kademangan Blitar, dan seluas 65 hektar di wilayaah Donomulyo Malang.

Lahan yang kini telah dikuasai PT KRU rencananya akan digunakan sebagai kawasan wisata alam dengan nuansa etnik budaya nasional.

Disebutkan, lahan yang ada nantinya hanya sekitar 40 persennya saja yang akan dibangun, selebihnya akan tetap dipertahankan sebagai fungsi hutan.

Imam Syafi`i mengatakan hingga kini PT KRU belum melakukan penebangan pohon. Namun ia menyebut terdapat pohon yang tumbang sebanyak 22 mahoni, dan 85 pinus akibat dicuri orang.

Administratur Perhutani Pasuruan, Joko Siswantoro mengakui jika lahan Perhutani di kawasan Tretes, tepatnya di petak No. 50 b RPH Prigen KPH Lawang Barat seluas 22,5 hektar kini telah dikuasai PT KRU lewat tukar guling.

Artinya, lahan tersebut kini bukan lagi hutan produksi milik Perhutani.Namun tegakan diatas lahan tersebut masih menjadi milik Perhutani, karena saat lahan tersebut ditukar guling tahun 2004, tegakan tanaman masih kecil, sehingga tidak dipotong, dengan pertimbangan lahan di kawasan Tretes rawan longsor.

Sementara Kepala Badan Pengelola Perizinan dan Penanaman Modal (BP3M) Kabupaten Pasuruan, Agung Maryono mengungkapkan, hingga kini belum menerbitkan izin pembangunan kawasan Wisata Alam Tretes tersebut.

Disebutkan, studi kelayakan yang dimiliki PT KRU sudah terlalu lama, yakni tahun 1987 yang perlu diperbarui lagi. Begitu juga rekomendasi Gubernur Jawa Timur yang dikantiongiPT KRU juga sudah kedaluwarsa.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pasuruan, Joko Cahyono yang memimpin dengar pendapat itu mengungkapkan, adanya eksplotasi lahan hutan di kawasan Gunung Welirang. (MSW/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011