Jakarta (ANTARA) - Masker dan respirator walau sekilas tampak mirip namun memiliki perbedaan relatif signifikan salah satunya dari sisi kerapatannya, menurut Brand Manager Consumer Health Care Division, PT 3M Indonesia, Stephanie Gunawan.

“Respirator kadang orang salah kaprah, suka digabungkan masker juga tetapi sebenarnya masker dan respirator mempunyai perbedaan yang sangat signifikan,” kata dia dalam peluncuran secara daring 3M Particulate Respirator 9013 KF94, Jumat.

Masker mampu melindungi diri risiko terpapar partikel besar yang keluar saat Anda batuk atau bersin sehingga tidak mengenai orang lain, namun cenderung tidak rapat dan tidak ada standar masker bisa rapat pada semua orang.

Sementara respirator dari sisi kerapatan, benda ini cenderung tanpa celah atau rapat sehingga bisa melindungi diri dari partikel kecil salah satunya particulate matter (PM) 2,5 yang termasuk komponen utama dari polusi udara.

Baca juga: Masker wajah tetap jadi tren di 2021

“Untuk respirator dirancang rapat sesuai muka orang, jadi partikel kecil PM 2,5 dan airborne itu hanya bisa keluar masuk melalui filter saja, sudah tersaring , tidak ada kebocoran seperti di samping kanan dan kiri seperti masker,” kata Stephanie.

Dari sisi jenis, saat ini teradapat beragam masker tiga lapis yang bisa digunakan termasuk khusus anak-anak dan yang dilengkapi tambahan lapisan karbon aktif (sehingga menjadi empat lapis) untuk melindungi dari bau-bauan seperti abu asap kendaraan, sampah dan lainnya.

Sementara untuk respirator, umumnya memiliki kode seperti N, KN dan KF misalnya N95, KN95 dan KF94. Kode ini menunjukkan asal sertifikasi. N berarti Niosh atau sertifikasi dari Amerika Serikat. KN berarti sertifikasi dari China sementara KF atau Korea Filter atau sertifikasi Korea.

“Respirator punya sertifikasi dengan kode N, KN maupun KF. Sudah lulus uji lab. N95 biasanya dipakai di rumah sakit, KN95 sudah bisa dipakai konsumen sehari-hari, KF94 dengan efektivitas filtrasi sudah sampai 94 persen,” tutur Stephanie.

Saat ini juga hadir 3M Particulate Respirator 9013 KF94 yang terdiri dari tiga lapisan, termasuk media filter berteknologi electrostatik untuk menangkap setidaknya 94 persen partikulat di udara saat digunakan sesuai petunjuk.

Berbeda dengan respirator keluaran sebelumnya, KF94 terbaru ini dirancang memiliki ruang antara mulut dan respirator, sehingga memudahkan pengguna untuk bernapas dan berbicara. Selain itu, juga dilengkapi bantalan hidung dengan busa (sponge) dan tali samping serta pengait untuk membantu menambah kerapatan.

“Ukuran sudah disesuaikan dengan kontur wajah orang Indonesia, sehingga lebih pas,”kata Stephanie.

Untuk pemakaian, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan mulai dari memastikan respirator dalam keadaan bersih, kemudian posisikan respirator di depan wajah dan menutupi hidung serta mulut.

Berikutnya, tarik tali ke telinga dan pasangkan di kedua telinga. Kencangkan respirator dengan kaitan di belakang kepala dan pastikan tidak ada celah dengan menekan bagian logam agar rapat di hidung.

Baca juga: Respirator bisa bantu kurangi risiko terkena pajanan polusi udara

Baca juga: Tangani COVID-19, RSUI dapat bantuan respirator dari Human Initiative

Baca juga: UI kembangkan APD respirator pemurni udara bagi tenaga medis

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021