masyarakat masih banyak yang belum mengetahui apabila sampah plastik itu bernilai jual
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan mendorong  perajin di wilayahnya untuk memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan utama memproduksi kerajinan tangan.

Kepala Suku Dinas LH Jakarta Selatan, M Amin mengatakan  pemanfaatan limbah plastik itu akan membantu pengurangan produksi sampah plastik setiap harinya.

"Bagaimana perajin itu dengan kerajinan tangan menggunakan kembali plastik-plastik, terutama plastik 'multilayer' ya. Misalnya, plastik bekas kemasan permen, losion nyamuk dan segala macam seperti itu bisa digunakan," kata Amin saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: DKI Jakarta dorong komitmen pengelolaan sampah demi perkuat ekonomi

Amin mengatakan saat ini pihaknya juga tengah berusaha mengurangi sampah plastik dengan menjual sampah yang telah dipilah ke penampungan sampah kecamatan.

Amin juga mengakui tantangan saat ini adalah masyarakat masih banyak yang belum mengetahui apabila sampah plastik itu bernilai jual.

Baca juga: Penggunaan kantong plastik di Jakarta turun 82 persen

"Karena  masyarakat banyak yang belum tahu kalau plastik kresek ini laku juga meskipun murah. Memang dominasi sampah plastik ini luar biasa kalau kita lihat di lapangan," kata dia.

Namun demikian, Amin tidak merinci lebih jauh perihal total produksi sampah plastik setiap harinya di Jakarta Selatan. Dia mengatakan, saat ini sekitar 1.000-1.500 sampah dihasilkan setiap harinya.

"Yang kita angkut variatif ya, sekitar 1.000 sampai 1.500 ton setiap harinya," katanya.

Baca juga: Bank sampah di Kelurahan Karet kumpulkan 479 kg sampah plastik

Sebelumnya, Pelaksana tugas Wali Kota Jaksel Isnawa Adji mengatakan target pengurangan produksi sampah sebanyak 300 ton setiap harinya sehingga dapat menekan total sampah yang mencapai 1.500 ton tersebut.

Isnawa Adji menyampaikan dari 1.500 ton produksi sampah setiap harinya sekitar 60 persen merupakan sampah organik.

"Target itu harus dikeroyok bersama melalui upaya pengurangan sampah dari sumber. Kita masih di bawah 7-10 ton per hari," kata Isnawa Adji di Jakarta, Rabu (29/9).

Isnawa menuturkan sejumlah upaya yang tengah digalakkan saat ini adalah dengan program "ayo menabung" melalui bank sampah.

Tidak hanya itu, dia juga mengajak warga untuk menggiatkan pengelolaan sampah melalui eco enzime sebagai alternatif menekan produksi sampah organik dari rumah tangga.

"Upayanya ya bikin gerakan bank sampah menabung dengan sampah. Membuat eco enzim, maggot, dan tidak memakai kantong kresek," katanya.

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021