Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh dan pejabat negara menghadiri "dies natalis" (hari lahir) ke-64 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bertemakan "Ikhtiar Anak Bangsa untuk Peradaban Indonesia" di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa malam (15/2).

Acara yang dibuka Ketua Umum PB HMI Noer Fajrieansyah itu dihadiri Menpora Andi Mallarangeng, Mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia, mantan Menteri BUMN Tanri Abeng, Anggota DPR Jakfar Hafsah dan ribuan kader HMI se Jabotabeka-Banten.

Noer Fajriensyah dalam sambutannya mengatakan, HMI yang didirikan 5 Februari 1947 di Sekolah Tinggi Islam (STI) Yogyakarta oleh anak muda bernama Lafran Pane itu kini berusia 64 tahun, sehingga HMI adalah satu-satunya organisasi yang mampu mengalami empat zaman, yaitu Era Awal Kemerdekaan, Era Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi.

"Selama 64 tahun, HMI mengarungi samudera Indonesia segudang kontribusi dan pemikiran telah dihibahkan kepada bangsa Indonesia, seperti kontribusi dalam konteks keutamaan (ke-Islaman), kebangsaan (ke-Indonesiaan) dan pemikiran (intelektualitas)," katanya.

Noer menegaskan, ketiga kontribusi tersebut akan terus menjadi spirit yang tidak akan pernah pudar bagi HMI di mana pun dan sampai kapan pun. Sebab, HMI lahir dengan harapan dan tujuan mulia, yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertangungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT, ujarnya.

Menurut Noer, di tengah kondisi bangsa Indonesia yang dibayang-bayangi krisis politik saat ini, kemiskinan dan pengangguran, serta keterbelakangan, HMI dituntuk untuk tetap kritis dan bersuara lantang tanpa harus kehilangan independensi, obyektivitas dan pijakan intelektualnya.

Oleh karena itu, katanya, HMI harus meletakkan sikap dan aksinya dalam koridor agenda-agenda strategis bangsa Indonesia, serta tidak terjebak pada fenomena sesaat dan tarian pihak lain yang belum tentu sejalan dengan kejatidirian HMI.

Noer menambahkan, ada empat agenda strategis yang harus terus dikawal HMI, yaitu pertama, kesatuan dan persatuan bangsa adalah mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar; kedua, HMI harus terus mengawal proses demokrasi bagi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Ketiga, HMI ikut merumuskan pemikiran solutif untuk menanggulangi kemiskinan bagi sekitar 32 juta jiwa penduduk dan jutaan penduduk yang menganggur; keempat, HMI harus mengawal proses pemberantasan korupsi dari hulu sampai hilir, serta berkomitmen yang tinggi terhadap pemerintahan yang bersih dan bebas KKN," katanya.

Ketua panitia pelaksana Milad ke-64 HMI, Niskalawaty, melaporkan, rangkaian kegaitana dalam Milad HMI ke-64 telah dilaksanakan selama Januari- 15 Februari 2001, seperti kejuaran olah futsal antar pengurus Cabang HMI, lomba menulis cerpen dan esai yang ikuti para kader HMI, napak tilas dan ziarah ke Makam Pendiri HMI Prof Lafran Pane di Yogyakarta, dan orasi Iktiar Peradaban di Sekretariat PB HMI Jakarta (12/2).

"Orasi peradaban merupakan rangkaian kegiatan milad HMI yang ke-64. Sebelumnya kami juga mengadakan berbagai kegiatan Milad baik di Jakarta dan Yogyakarta. Acara puncaknya pada 15 Februari 2011 di Bidakara Jakarta," katanya.(*)  
(R009/K004)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011