Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR RI Siti Fauziah mengungkapkan MPR melaksanakan satu kegiatan baru, yaitu Bincang Kebangsaan mengajak masyarakat memahami nilai-nilai kebangsaan.

Melalui Bincang Kebangsaan tersebut, masalah kebangsaan termasuk nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Empat Pilar MPR dibicarakan dalam suasana yang lebih informal dan tidak kaku serta lebih ringan dan cair.

"Kegiatan Bincang Kebangsaan hari ini merupakan kegiatan perdana. Konsep kegiatan ini adalah berbincang dengan narasumber dalam suasana yang lebih santai," kata Siti Fauziah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal itu dikatakannya dalam Bincang Kebangsaan perdana di Bogor, Jawa Barat, Sabtu. Bincang Kebangsaan tersebut menghadirkan narasumber Sekretaris Fraksi PKB MPR RI dan Wakil Ketua Badan Penganggaran MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz.

Menurut Siti Fauziah, selama ini penanaman nilai-nilai luhur bangsa banyak dilakukan dalam forum resmi dengan suasana yang formal. Ia mengatakan melalui Bincang Kebangsaan suasana menjadi berbeda.

Baca juga: Anggota MPR: Nilai-nilai kebangsaan jangan hanya sekadar jargon
Baca juga: MPR dorong RUU Bank Makanan masuk Prolegnas Prioritas 2022
Baca juga: MPR: Pro-kontra pengangkatan Dewan Pengarah BRIN tidak perlu terjadi


"Dengan Bincang Kebangsaan, kami ingin mengajak masyarakat memahami nilai-nilai kebangsaan, tugas, dan wewenang MPR dalam suasana yang lebih rileks dan santai serta tidak menegangkan," ujar Bu Titi sapaan akrab Siti Fauziah.

Dalam Bincang Kebangsaan, lanjutnya, berbagai masalah kebangsaan dibicarakan seperti masalah terkait dengan momentum Sumpah Pemuda, Pancasila, Hari Pahlawan, dan lainnya. Selain itu, Bincang Kebangsaan juga untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.

"Karena itu, MPR melaksanakan kegiatan Bincang Kebangsaan yang lebih rileks dan santai untuk mengurangi formalitas itu. Bincang Kebangsaan ini membuka usulan, masukan, dan pemikiran bahkan curhat dari masyarakat," katanya.

Adapun yang menjadi peserta dalam Bincang Kebangsaan disebut sebagai sahabat kebangsaan.

"Dengan sebutan sahabat kebangsaan, kami mencoba untuk lebih mendekatkan dan merangkul masyarakat. Sebutan sahabat terasa lebih dekat dan terbuka. Dengan demikian suasana dalam Bincang Kebangsaan lebih cair dan santai," ucap Bu Titi.

Walaupun dalam format santai, ia mengatakan tidak mengurangi makna dan tujuan dari kegiatan Bincang Kebangsaan dan pesan inti tetap tersampaikan kepada masyarakat, terutama penguatan penanaman nilai-nilai luhur bangsa.

"Narasumber anggota MPR tetap menyampaikan materi, namun terbuka untuk masukan, usulan, pikiran, dan curhat dari sahabat kebangsaan. Apapun bisa disampaikan kepada narasumber dan pihak MPR," tuturnya.

Ia mengatakan masukan, usulan, pikiran, dan curhat masyarakat penting bagi MPR untuk menyesuaikan metode dan strategi penyampaian dan internalisasi nilai-nilai kebangsaan.

"MPR akan terus menanamkan dan menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan yang terangkum dalam Empat Pilar MPR dengan cara sedekat mungkin dan masuk ke semua lapisan masyarakat," kata dia.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021