Jakarta (ANTARA) - Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan bahwa sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan bukanlah tren tahunan melainkan sebuah keharusan yang sebaiknya mulai dijalankan industri busana di Indonesia.

Ali mengatakan industri fesyen adalah salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Eropa sendiri sudah menjalankan konsep berkelanjutan sejak beberapa tahun belakangan mulai dari pelaku industri hingga konsumennya.

"Jadi sustainable fashion itu buka tren, itu adalah suatu keharusan bagi industri fesyen untuk dijalankan. Kadar sustainability-nya tentu berbeda-beda dan macam-macam," ujar Ali dalam webinar pada Senin.

Baca juga: Fesyen berkelanjutan, sungguhan atau jebakan?

Ali menjelaskan Indonesia seharusnya sudah mulai turut serta dalam menggunakan konsep fesyen berkelanjutan. Meski belum semua pelaku industri terlibat, namun beberapa produsen, desainer dan konsumen sudah mulai memiliki kesadaran akan pentingnya konsep berkelanjutan.

"Sustainability itu tidak hanya untuk branding atau marketing strategy tapi ini sebuah keyakinan dan keharusan dikarenakan dampak fesyen sendiri ke lingkungan kurang baik yaitu sudah menjadi pencemar setelah minyak. Menurut kami ini perlu sekali untuk direspon jadi yang penting kita sudah ada niat dan memulai," kata Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, menggunakan konsep sustainability bukan berarti tidak peduli pada tren dunia. Menurut Ali, hal ini dapat berjalan secara bersamaan.

Misalnya saja, produser dan desainer menggunakan material yang ramah lingkungan, dan busana tersebut bisa di-recycle menjadi produk baru sehingga sampahnya tidak mencemari lingkungan. Contoh lainnya adalah dengan menggunakan sisa kain atau bahan untuk produk fesyen lain sehingga tidak ada yang terbuang percuma.

"Jadi sustainability ini bukan tren, kita tetap mengikuti tren global tapi landasannya adalah pengembangan fesyen Indonesia di-sustainability dan wastra Indonesia. Tetap kami harus mengikuti tren global yang ujungnya kita harapkan bisa bersaing dengan industri global dengan ready to wear craft fashion," jelas Ali.

Ali juga mengatakan fesyen berkelanjutan memiliki potensi besar di pasar internasional. Selain itu, rumah mode dunia pun kini mulai beralih menuju fesyen berkelanjutan, bahkan merek-merek ternama dari industri fast fashion juga sudah mulai menerapkannya.

"Jadi sustainability ini adalah gaya hidup baru, ke depannya selain memang fesyen yang punya dampak negatif, akan tetapi sustainable fashion ini punya potensi pasar yang begitu besar sekali. Jadi potensi ini jangan sampai terlewat," kata Ali.

Baca juga: Wapres harap RI jadi pusat fesyen muslim dunia

Baca juga: Perancang Ali Charisma donasi 1.000 busana

Baca juga: Indonesian Fashion Chamber akan buat koperasi

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021