Kuala Lumpur (ANTARA) - Dewan Perniagaan Melayu Malaysia (DPMM) menandatangani nota kepahaman (MoU) dengan Organisasi Seni Silat Pusaka Gayong Malaysia (PSSGM) dan Silat Sunda Institute (ISS) Indonesia dalam "Gagasan Ekonomi dan Warisan Nusantara".

Penandatanganan "Nusantara Heritage & Economic Alliance (NHEA)" ini dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom, Senin.

Penandatanganan dihadiri oleh Dewan Perniagaan Melayu Malaysia merangkap Ketua Majelis Tindakan Ekonomi Melayu Berhad (MTEM), Haji Abdul Halim Bin Husin, Pimpinan Silat Sunda Institute, Roedy Wiranata Kusumah dan Presiden Organisasi Seni Silat Pusaka Gayong Malaysia (PSSPGM), Tuah Jani Bin Dato' Raja Majid.

Penandatanganan kerjasama disaksikan Wakil Ketua Sekretaris Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia merangkap Dirjen Departemen Kebudayaan dan Kesenian Negara Tuan Haji Mesran Bin Mohd Yusop.

Tujuan memorandum ini adalah menghimpun komunitas persilatan dari pelbagai disiplin di seluruh Nusantara bagi upaya memacu ekonomi disamping mengangkat martabat warisan khususnya seni silat dan pencak silat yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Diantara bentuk kerjasama yang bakal dilaksanakan termasuk kajian-kajian sosioekonomi mengenai latarbelakang silat dan hubungannya dengan kekuatan ekonomi wilayah Nusantara, kajian pasar untuk produk serta jenama-jenama berkaitan silat, mengadakan aktivitas-aktivitas promosi termasuk menganjurkan pertandingan silat gaya bebas pelbagai disiplin, menganjurkan konvensi ekonomi dan warisan regional serta membentuk tim untuk mengangkat silat sebagai acara tetap di Olimpiade yang akan datang.

Sektor pariwisata dan kebudayaan memainkan peranan penting dalam pembangunan ekonomi khususnya tatkala negara dan rantau Asia Tenggara sudah mulai bebas daripada kekangan pandemik COVID-19.

Aktivitas-aktivitas yang bakal berlangsung sudah tentu dapat meningkatkan pelancongan domestik dan regional termasuk usaha-usaha mempromosikan produk-produk serta destinasi warisan yang kini semakin dilupakan.

Dalam sambutannya Haji Abdul Halim Husin mewakili Dewan Perniagaan Melayu Malaysia selaku sekretariat NHEA mengharapkan kerjasama yang lebih utuh diantara lembaga pemerintah dalam mendukung usaha NHEA menjadikan silat sebagai instrumen utama pembentukan kepribadian serta jati diri warganegara, juga sebagai katalisator kegiatan ekonomi serta menjadikannya modul wajib di sekolah-sekolah, badan-badan pemerintah serta lembaga keamanan dan pertahanan Negara.

Turut hadir dalam zoom Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Makruf dan Koordinator Fungsi Pensosbud, Yoshi Iskandar.

Baca juga: Pelajar Malaysia belajar silat Minangkabau di Pariaman
Baca juga: Tidak sebatas seni bela diri, silat Indonesia berbeda dengan Malaysia
Baca juga: Hilmar Farid jelaskan perbedaan silat indonesia dan Malaysia

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021