Jakarta (ANTARA) - Facebook berencana untuk mengganti namanya pekan depan untuk menyiapkan diri menyambut fokus terbarunya membangun ruang digital metaverse.

Mengutip Reuters, Rabu, penggantian nama Facebook akan dibahas oleh Chief Executive Officer (CEO) Facebook Mark Zuckeberg dalam konferensi tahunan “Connect” pada 28 Oktober mendatang.

Meski demikian penggantian nama itu bisa lebih cepat terjadi mengikuti keputusan yang dibuat oleh perusahaan raksasa media sosial itu.

Metaverse merupakan lingkungan dan ekosistem virtual bersama yang bisa diakses oleh masyarakat secara daring.

Istilah itu pun merujuk pada pemanfaatan ruang digital menggunakan augmented reality.

Baca juga: Facebook akan hapus konten pelecehan seksual terhadap figur publik

Baca juga: Telegram sambut 70 juta pengguna baru saat layanan Facebook "down"


Rencana mengubah citra Facebook itu akan memosisikan Facebook sebagai produk setelah sebelumnya dikenal sebagai perusahaan induk yang membawahi aplikasi lainnya seperti Instagram, WhatsApp, hingga Oculus.

Kabar mengganti nama itu belum ditanggapi secara resmi oleh Facebook.

Sebelumnya, Facebook berencana untuk mempekerjakan 10 ribu karyawan di Uni Eropa selama lima tahun ke depan untuk membantu membangun metaverse, dunia tempat semua orang berkomunikasi di ruang virtual.

Hal tersebut menjadi langkah signifikan yang diambil Facebook, seperti yang telah disebut-sebut oleh Mark Zuckerberg dalam beberapa bulan terakhir.

Pada September, Facebook mengalokasikan 50 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp703,7 miliar untuk membangun metaverse.

Pada Juli 2021, Facebook juga menciptakan tim produk untuk mengerjakan metaverse yang akan menjadi bagian dari Facebook Reality Labs.

"Investasi ini adalah mosi percaya pada kekuatan industri teknologi Eropa dan potensinya. Eropa sangat penting bagi Facebook," kata perusahaan tersebut.

Baca juga: Facebook akan rekrut 10 ribu karyawan untuk bangun "metaverse"

Baca juga: Facebook ditekan atasi hoaks vaksin COVID-19

Baca juga: Belasan jaksa AS surati Facebook tentang disinformasi vaksin
 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021