Kairo (ANTARA News) - KBRI Sana'a, Senin petang, mengumpulkan beberapa kalangan warga negara Indonesia (WNI) di Yaman untuk mengantisipasi kemungkinan evakuasi bila situasi memburuk.

Duta Besar RI untuk Yaman, Nurul Aulia, dalam pengarahannya menyampaikan bahwa sekiranya eskalasi ketegangan semakin memburuk, maka KBRI Sana'a telah menetapkan tempat perlindungan sementara bagi WNI di KBRI dan di Wisma Indonesia, menurut siaran pers KBRI Sana'a yang diterima ANTARA di Kairo, Senin.

Saat ini, jumlah WNI di Yaman tercatat 3.259 orang yang tersebar di Sana'a dan di sejumlah provinsi, antara lain, Hudaidah (156 km barat daya ibukota Sana`a), Aden (370 km selatan Sana`a), Tarim (1100 km timur Sana`a), Mukalla (794 km timur Sana`a), dan Sa`ada (243 km utara Sana`a).

Disebutkan, KBRI juga telah melakukan pembelian bahan makanan pokok seperti beras, ikan dalam kaleng dan mie instan untuk mengantisipasi keadaan darurat.

Sejauh ini, KBRI belum melakukan evakuasi dan masih sedang berkonsultasi dengan pemerintah pusat.

Dalam pengarahan di KBRI tersebut hadiri sekitar 150 WNI baik yang bermukim di ibu kota Sana'a maupun dari beberapa kota provinsi lainnya.

Para hadiri terdiri, antara lain GM Medco Yaman beserta stafnya, pengusaha, pekerja profesional dan para mahasiswa/santri dari berbagai universitas, dan sejumlah pramugari Indonesia yang bekerja di penerbangan Yemen Airways, dan sejumlah pramuwisma yang bekerja di wilayah kota Sana`a serta.

WNI diimbau agar terus menjalin komunkiasi dengan KBRI Sana`a, menghindari tempat-tempat rawan unjuk rasa, tidak banyak keluar rumah atau asrama jika tidak terlalu penting, jangan menyebarkan rumor dan berhati-hati dalam menulis artikel tentang Yaman atau kondisi WNI di Yaman.

Bagi para pelajar dan mahasiswa agar berhati-hati dan tetap waspada, selalu membawa identitas diri berupa paspor atau kartu izin tinggal.

KBRI Sana`a juga telah memasang iklan di harian At-Thaurah Sanaa pada Ahad, 20 Februari 2011, yang berisi himbauan agar seluruh WNI dan para majikan yang memperkerjakan negara kerja wanita (TKW) agar mendaftarkan diri mereka ke KBRI Sana'a.

"Jika terpaksa harus dilakukan evakuasi ke luar Yaman, KBRI Sana`a akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat di Jakarta dan yang diutamakan terlebih dahulu adalah perempuan, anak-anak dan kaum manula dan alternatif pertama menggunakan alat transportasi udara," katanya.

Ditekankan pula bahwa KBRI Sana`a akan memberikan perlindungan secara maksimal kepada seluruh WNI tanpa perbedaan.

Di kota Aden telah diberlakukan jam malam atau jam larangan keluar rumah di waktu malam.

Satgas KBRI akan berusaha menjemput empat orang TKI yang bekerja pada Lulu Hypermarket Aden Mall yang sementara ini ditutup akibat situasi keamanan tidak kondusif.

KBRI Sana'a juga membentuk sejumlah posko yakni di kota-kota Aden, Mukalla, Hudaidah, Tarim, dan Sana'a. (M043/A027/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011