Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai merosot 0,17 persen 6,15 poin menjadi menetap di 3.587,00 poin
Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu, dengan saham properti memperpanjang penurunan dan saham batu bara jatuh, karena ketidakpastian seputar kebijakan moneter dan krisis utang China Evergrande Group, yang berkepanjangan.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai merosot 0,17 persen 6,15 poin menjadi menetap di 3.587,00 poin, sedangkan indeks saham-saham unggulan CSI300 terpangkas 0,25 persen atau 12,54 poin menjadi ditutup pada 4.910,18 poin.

Saham-saham China telah diperdagangkan bergerak menyamping baru-baru ini, karena para investor mencari petunjuk arah di tengah kesengsaraan keuangan Evergrande, krisis kekuasaan, dan ketegangan China-AS.

"Dalam lingkungan makro saat ini, dengan berbagai jenis ketidakpastian, kami pikir pasar mungkin tetap terikat dalam kisaran sempit sampai katalis baru muncul," Meng Lei, Ahli Strategi UBS Securities, menulis dalam sebuah catatan.

Tanda-tanda pelonggaran kredit dan peningkatan signifikan dalam hubungan China-AS akan membantu meningkatkan sentimen investor, kata Meng, dikutip dari Reuters.

Meskipun China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman untuk perusahaan dan rumah tangga selama 18 bulan pada penetapan Oktober pada Rabu, beberapa orang berpikir pelonggaran sudah dekat.

"Gambaran besarnya adalah bahwa rebound ekonomi goyah dan penurunan sektor properti akan semakin dalam," tulis Julian Evans-Pritchard, ekonom China di Capital Economics.

"Kami terus berpikir PBOC (bank sentral) akan mulai menurunkan kebijakan suku bunga, termasuk LPR, sebelum akhir tahun ini, diikuti dengan lebih banyak pengurangan pada 2022."

Saham real estat China turun 1,4 persen, karena harga rumah baru mandeg untuk pertama kalinya sejak Februari 2020 pada September di tengah tindakan keras Beijing terhadap investasi spekulatif.

Saham-saham terkait batu bara dan energi China jatuh setelah perencana negara berjanji untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mengembalikan harga batu bara yang tinggi ke kisaran yang wajar.

"Dalam hal alokasi, kami merekomendasikan investor lebih lanjut untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor yang terkait erat dengan fundamental ekonomi," tulis UBS, menambahkan bahwa mereka lebih memilih konsumen ternama dengan laba yang stabil.

Baca juga: Saham Australia berakhir menguat, indeks ASX 200 terangkat 0,53 persen
Baca juga: Saham Korsel menguat, kekhawatiran pertumbuhan Asia batasi kenaikan
Baca juga: Saham Jepang menguat, terkerek kenaikan di Wall Street

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021