Ada pelemahan tipis di rupiahnya terhadap USD. Ini saya melihatnya ada sedikit efek profit taking
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi terkoreksi, dipicu aksi ambil untung investor.

Rupiah pagi ini melemah 26 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.102 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.076 per dolar AS.

"Ada pelemahan tipis di rupiahnya terhadap USD. Ini saya melihatnya ada sedikit efek profit taking," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Nikolas, terkoreksinya dolar AS terjadi di tengah pelaku pasar yang masih menunggu kepastian dari rapat The Fed terkait perubahan suku bunga.

"Isu perubahan suku bunga negara lainnya juga cukup santer terdengar dan ini bisa jadi membuat sentimen dari efek profit taking bisa menjadi wait-and-see hingga ada kejelasan," ujar Nikolas.

Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (20/10) kemarin mencapai 914 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 28 kasus sehingga totalnya mencapai 143.077 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.207 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 16.376 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 109,8 juta orang dan vaksin dosis kedua 64,62 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Pada Selasa (19/10) lalu, rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.076 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.110 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat jelang libur Maulid Nabi
Baca juga: BI: Aliran modal asing masuk 1,3 miliar dolar AS selama triwulan III
Baca juga: Rupiah diperkirakan terkoreksi dipengaruhi kenaikan yield obligasi AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021