Makassar (ANTARA) - Salah satu Key Performance Indicator (KPI) SKK Migas di sektor hulu dengan memasukkan penerimaan negara sebanyak Rp136,8 triliun pada Kuartal III 2021.

"Momentum naiknya harga minyak di satu sisi dan melakukan efisiensi, hulu migas Setor Rp136,8 triliun penerimaan negara," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam keterangan persnya secara virtual di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, momentum membaiknya harga minyak dunia berhasil dimaksimalkan oleh kinerja hulu migas.

Dengan penerimaan negara yang dihasilkan industri hulu migas mencapai Rp136,8 triliun (kurs 1 USD = Rp14.350) dan telah melampaui target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 131 persen.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan terkait atas dukungan serta kerjasama yang baik, sehingga industri ini berhasil memberikan penerimaan negara yang optimal dimasa pandemi seperti ini,” kata Dwi Soetjipto.

Baca juga: Industri dalam negeri raih kontrak hulu migas Rp23 triliun

Dwi menambahkan, optimalnya penerimaan negara dari hulu migas tidak lepas dari harga minyak dunia yang berangsur membaik dan juga efisiensi kegiatan operasi hulu migas yang dilakukan.

Menurut dia, mulai dipertengahan 2021, harga Indonesian Crude Price (ICP) mulai mengalami kenaikan hingga per September ini mencapai 72,2 dolar AS/barel.

"Tentunya kita semua berharap membaiknya harga minyak dunia ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha hulu migas agar gairah investasi dapat kembali menggeliat setelah sempat lesu pada 2020 lalu," ujarnya.

Baca juga: Luhut minta sektor migas utamakan pertumbuhan industri dalam negeri

Tidak hanya harga minyak dunia, lanjut dia, diprediksi harga LNG juga cenderung meningkat hingga kuartal I Tahun 2022, seiring dengan peningkatan kebutuhan energi dunia.

Untuk capaian lifting migas nasional per Kuartal III – 2021, Dwi menyebutkan capaian saat ini adalah 1.640 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 661 ribu barel minyak per hari (BOPD), atau 93,8 persen dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu BOPD.

Sedangkan lifting gas sebesar 5.481 MMSCFD (standar kaki kubik per hari) dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 97,2 persen.

Sementara investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional, saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai Rp 113,3 triliun.

Untuk realisasi biaya cost recovery pada kuartal III 2021 telah mencapai Rp79,8 triliun. Realisasi cost recovery berada di angka 68,90 persen terhadap outlook.

SKK Migas akan terus mengawal agar angka cost recovery berada dibawah target melalui efisiensi dan optimal KKKS.

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021