Jakarta (ANTARA) - Organisasi ekosistem seluler global GSMA melalui laporan terbarunya, "Digital Societies Report in Asia Pacific: Accelerating Progress through Collaboration", mengungkapkan aspek-aspek kunci dari masyarakat digital.

Mengutip keterangan pers pada Kamis, aspek-aspek tersebut mencakup identitas digital, kewarganegaraan digital, gaya hidup digital, dan perdagangan digital.

Adapun laporan tahunan keenam GSMA ini menyoroti kemajuan dari masyarakat digital di 11 negara yaitu Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.

Temuan laporan ini memberikan wawasan tentang peran yang dapat dilakukan oleh upaya kolaboratif untuk memajukan masyarakat digital di Asia Pasifik. Konektivitas 4G dan 5G memungkinkan orang, tempat, dan berbagai hal kian terhubung.

Baca juga: Menkominfo: Sinergi penting untuk wujudkan transformasi digital ASEAN

Upaya kolaboratif dari berbagai sektor memungkinkan munculnya keragaman ide yang membantu memberikan kejelasan tujuan bersama.

Pendekatan Whole-of-Government Approach (WGA) pun hadir. Pendekatan penyelenggaraan pemerintahan ini mengoptimalkan upaya kolaboratif dalam ruang lingkup koordinasi dari keseluruhan sektor dengan maksud untuk mencapai tujuan pembangunan bersama, dan pemerintahan yang terintegrasi dalam pemecahan sebuah isu yang muncul.

Bersama dengan kolaborasi sektor publik dan swasta, memberikan peluang bagi kawasan tersebut untuk melompati pain point dan memastikan bahwa manfaat dari masyarakat digital dapat dirasakan secara luas.

Hal-hal utama lainnya yang disorot dalam laporan ini juga mencakup pertama, hampir 130 juta orang di seluruh kawasan Asia Pasifik berlangganan layanan internet seluler untuk pertama kalinya selama tahun 2020 dan 2021.

Baca juga: Tips aman pakai pembayaran digital

Ini menjadikan jumlah total pengguna internet di kawasan ini menjadi lebih dari 1,2 miliar.

Lebih lanjut, diperkirakan pada tahun 2025, lebih dari 333 juta orang di seluruh kawasan Asia Pasifik akan mulai menggunakan internet seluler untuk pertama kalinya.

Selanjutnya adalah konektivitas cerdas perpaduan 5G, Al dan IoT bekerja untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi, serta membuat aktivitas ini berada di lingkungan daring yang aman dan tepercaya.

GSMA juga mengatakan, dengan semakin banyak jaringan 5G dikerahkan di Asia Pasifik, dialog berkelanjutan dan upaya kolaboratif akan menjadi penting untuk memberikan kepercayaan yang dibutuhkan masyarakat digital.

Baca juga: Infrastruktur konektivitas adalah tumpuan inovasi digital

Baca juga: GSMA: Lisensi spektrum 6 GHz penting untuk optimalkan 5G

Baca juga: Indonesia dukung transformasi digital di ASEAN

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021