Jakarta (ANTARA News) - PT Metrodata Elektronics Tbk "menikah" dengan Synnex Technology International Corp dengan membentuk sebuah usaha patungan (joint venture agreement) melalui PT Metrodata E Bisnis (MEB).

MEB yang semula sahamnya dalam kontrol penuh Metrodata, menerbitkan 150.000 saham baru bernilai nominal Rp1 juta per lembar, dimana saham itulah yang dibeli Synnex sebagai penyertaan modal.

Dengan kesepakatan itu, kepemilikan saham dalam MEB antara Metrodata dan Synnex menjadi masing-masing 50 persen (fifty fifty) dari seluruh modal yang ditempatkan di perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi tersebut.    

Meski porsi kepemilikannya sahamnya sama, Presiden Direktur Metrodata Susanto Djaja mengatakan bahwa pengkonsolidasian pembukuan MEB tetap dilakukan Metrodata sebagai pihak yang memegang kendali operasional.

"Angka 'fifty fifty', tetapi pengendalian usaha masih di Metrodata," kata Susanto Djaja dalam acara pengumuman kerja sama di sebuah restoran di Jalan KH Mas Mansyur Jakarta, Rabu (23/2).

Synnex adalah perusahaan distribusi IT dunia yang berdomisili di Taiwan. Synnex memiliki jarigan di 29 negara dengan 181 perkantoran di Asia Pasifik.

Synnex merupakan salah satu "leading global player" di bidang industri TI dan komunikasi. Metrodata memilih Synnex sebagai "partner" untuk memperkuat modal, mengembangkan proses distribusi yang lebih efisien serta memiliki pemasaran atas diversifikasi produk yang lebih banyak serta pangsa pasar yang lebih luas.

"Setahun yang lalu kita mencari jodoh. Akhirnya yang misi dan visinya cocok yang terpilih. Hasilnya adalah perkawinan antara Metrodata dengan Synnex ini," kata Agus Honggo Widodo, Presiden Direktur MEB.

Metrodata optimistis kerja sama dengan Synnex akan memberi dampak positif dan nilai lebih melalui perluasan jangkauan MEB, penambahan produk dan memiliki modal kuat. Kerjasama itu juga untuk mengantisipasi persaingan dengan perusahaan lain yang semakin pesat dengan memperkuat basis Metrodata di tanah air.

(ENY/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011