Jakarta (ANTARA) - Singapura memiliki kemampuan finansial yang signifikan untuk menekan penguasa militer Myanmar agar kembali ke jalan demokrasi di tengah krisis kemanusiaan dan ekonomi yang memburuk, kata seorang pejabat senior AS, Kamis.

Berbicara dalam telekonferensi dari Jakarta, Penasihat Departemen Luar Negeri AS Derek Chollet mengatakan kemitraan dengan negara-negara di kawasan itu sangat penting untuk menekan Myanmar saat negara yang dipimpin junta militer itu terancam menjadi "negara gagal di jantung Asia".

Memperhatikan langkah-langkah AS untuk memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang terkait dengan penguasa militer Myanmar yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, Chollet mengatakan Singapura juga memiliki daya menekan.

"Singapura memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dan kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan mitra kami di sana tentang bagaimana peran itu dimainkan , dan akan terus bekerja sama untuk menggunakan kekuatan apa pun yang kami miliki atas rezim militer itu untuk mengembalikan Burma ke jalurnya menuju demokrasi,” katanya.

Chollet berbicara sehubungan dengan perjalanan tiga hari ke wilayah di mana dia bertemu dengan para menteri luar negeri Thailand, Singapura dan Indonesia.

Pada Rabu, ia mencuit tentang pertemuan dengan Otoritas Moneter Singapura dan membahas "cara membatasi akses rezim militer Burma ke aset keuangan luar negeri".

Kementerian luar negeri Singapura tidak segera memberikan komentar.

Negara kota yang kaya itu telah menjadi sumber investasi asing terbesar Myanmar dalam beberapa tahun terakhir, dan kelompok-kelompok advokasi telah mendesaknya untuk memutuskan hubungan ekonomi semacam itu untuk menekan junta.

Chollet mengatakan diskusinya di kawasan itu adalah tentang bekerja dengan negara-negara untuk membantu memulihkan demokrasi di Myanmar, mengakhiri kekerasan, dan mengamankan pembebasan tahanan politik seperti jurnalis Amerika Danny Fenster.

Keputusan pekan lalu oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk mengecualikan junta Myanmar dari pertemuan puncak mendatang adalah salah satu contoh bagaimana tekanan internasional dapat berfungsi untuk menekan rezim itu, katanya.

Sumber: Reuters
Baca juga: AS: KTT ASEAN tanpa Myanmar langkah signifikan, tapi belum cukup
Baca juga: Menlu Malaysia: ASEAN tak undang junta Myanmar ke KTT bukan hukuman
Baca juga: Myanmar bebaskan ratusan tahanan politik atas desakan ASEAN

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021