...IBM anjlok 9,6 persen setelah pendapatan kuartalannya meleset dari perkiraan Wall Street karena pesanan di satu segmen bisnis menurun menjelang spin-off bulan depan.
New York (ANTARA) - Wall Street beragam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks S&P 500 menguat ke rekor penutupan tertinggi dan kenaikan sesi ketujuh berturut-turut, sementara Nasdaq naik didorong oleh saham-saham terkenal seperti Tesla Inc dan Microsoft Corp tetapi jatuhnya saham IBM menekan indeks Dow Jones.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 6,26 poin atau 0,02 persen menjadi menetap di 35.603,08 poin. Indeks S&P 500 bertambah 13,59 poin atau 0,30 persen, menjadi berakhir pada 4.549,78 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 94,02 poin atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 15.215,70 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor consumer discretionary terangkat 1,38 persen, memimpin kenaikan diikuti sektor teknologi. Sementara itu, sektor energi merosot 1,81 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk karena minyak mentah jatuh di tengah kekhawatiran tentang permintaan.

Baca juga: Wall St ditutup beragam, Nasdaq terkikis 7,41 poin karena ambil untung

Setelah mencapai rekor intraday pada hari sebelumnya, indeks Dow Jones berada di zona merah untuk sebagian besar sesi Kamis (21/10/2021) karena IBM anjlok 9,6 persen setelah pendapatan kuartalannya meleset dari perkiraan Wall Street karena pesanan di satu segmen bisnis menurun menjelang spin-off bulan depan.

“Sebagian besar Anda menghadapi hari yang sedikit berisiko dengan orang-orang kembali ke sektor yang lebih defensif termasuk perusahaan teknologi besar," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina.

“Anda melihat minyak turun sedikit hari ini sehingga berpotensi ada beberapa kekhawatiran pertumbuhan global. Anda juga melihat beberapa masalah inflasi.”

Namun, indeks Volatilitas CBOE, juga disebut sebagai pengukur ketakutan Wall Street, ditutup pada level terendah sejak Februari 2020. Tak lama setelah tanggal itu, indeks volatilitas naik karena COVID-19 membuat ekonomi global bertekuk lutut.

Level rendah indeks volatilitas menyiratkan bahwa investor tidak melihat penurunan atau kenaikan besar untuk saham ke depan meskipun ada kekhawatiran yang meluas tentang masalah rantai pasokan yang menaikkan biaya, menurut Shawn Cruz, ahli strategi pasar senior di TD Ameritrade.

"Pasar mungkin mengatakan masalah rantai pasokan yang menaikkan biaya akan bersifat sementara karena pasar mengabaikan mekanisme," diperkirakan dalam apa yang investor harapkan terjadi di masa depan, kata Cruz.

Baca juga: Saham Inggris hentikan reli 2 hari, indeks FTSE 100 jatuh 0,45 persen

Ahli strategi juga menunjuk data sebelumnya yang menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah 19 bulan pekan lalu, menunjukkan pengetatan pasar tenaga kerja.

Para analis memperkirakan perolehan laba kuartal ketiga S&P 500 naik 33,7 persen tahun-ke-tahun, dengan sekitar 100 laporan perusahaan sejauh ini telah dirilis, menurut data terbaru dari Refinitiv.

Tesla adalah dorongan terbesar Nasdaq, naik lebih dari 3,0 persen, karena investor mencerna perolehan laba positif pembuat mobil listrik itu, meskipun ada peringatan rantai pasokan.

American Airlines ditutup naik 1,9 persen setelah perusahaan membukukan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, sementara Southwest Airlines Co turun 1,6 persen setelah mengatakan pihaknya memperkirakan laba kuartal saat ini tetap sulit dipahami.

HP Inc melonjak 6,9 persen karena pialang menaikkan target harga saham mereka setelah pembuat komputer pribadi dan printer itu memperkirakan laba fiskal 2022 yang disesuaikan dan menaikkan dividen tahunannya.

Di bursa AS 10,07 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 20 hari sebesar 10,27 miliar.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021