Semitau, Kalbar (ANTARA News) - Sejumlah penangkar ikan arwana jenis "Super Red" di Kabupaten Kapuas Hulu mengklaim masuknya beberapa anak perusahaan PT Sinar Mas Group di kabupaten itu tidak mempengaruhi usaha mereka.

Sukarman (43) salah seorang penangkar di Suhaid, Kamis, mengatakan, budidaya ikan arwananya tetap mampu bertahan dan bertelur hingga menjadi anak meskipun di sekeliling kolamnya sudah berubah fungsi dari hutan menjadi perkebunan sawit sejak dua tahun terakhir.

"Malah saya mulai budidaya arwana setelah perkebunan sawit PT Kartika Prima Cipta salah satu anak perusahaan PT Sinar Mas Group sudah mulai tahap tanam," ujarnya.

Ia menjelaskan, tidak benar pengembangan perkebunan sawit berdampak pada budidaya arwana.

"Buktinya dalam tahun pertama budidaya arwana saya sudah dua kali panen atau sebanyak 50 ekor dijual seharga Rp2,5 juta per ekor atau sebesar Rp125 juta," ujarnya.

Namun ia mengakui belum balik modal karena investasinya untuk dua kolam sekitar Rp300 juta.

Hal senada juga diakui oleh H Dulkarim (44). Ia mengatakan, tidak ada pengaruhnya dengan masuknya perkebunan sawit dengan budidaya arwana.

"Buktinya kolam saya tidak berdampingan dengan kebun sawit tetapi tetap saja masih produktif," ujarnya.

Ia mengatakan, budidaya arwana memang membutuhkan perawatan khusus dan memerlukan tingkat keasaman air dan tanah tertentu. "Asal tingkat keasmaannya tetap terjaga maka tidak berpengaruh lokasi kolam meski berada di dekat kebun sawit," katanya.

Dulkarim menambahkan, dari hasil usahanya budidaya arwana ia mampu menyekolahkan anaknya hingga di perguruan tinggi di Jakarta jurusan kesehatan dan mampu membeli dua unit mobil .

Dulkarim mengatakan, beberapa waktu lalu memanen anak ikan arwana sebanyak 200 ekor atau senilai Rp250 juta.

"Untuk pemasaran tidak ada masalah, malah ekspor arwana kita ke Jepang, China belum memenuhi kuota," katanya.

Kecamatan Semitau dan Suhaid salah satu daerah penghasil arwana super red endemik Taman Nasional Danau Sentarum.

Menurut data, ada sekitar 100 tempat budidaya arwana super red di dua kecamatan itu.

Sementara itu, Koordinator Kemitraan Perkebunan PT Sinar Mas Group Jailani mengatakan, pihaknya memang menerapkan penggunaan pestisida dengan sistem tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat tempat dan tepat guna sehingga tidak mengganggu budidya arwana.

"Selain komitmen kami agar tidak mengganggu budidaya arwana, penggunaan pestisida juga harus tepat karena harganya mahal," kata Jailani.(*)

(U.A057/T011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011