"Banyak yang merespon isu yang mengaitkan banyak orang."
Depok (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Farouk Muhammad, menilai aksi kekerasan yang akhir-akhir ini sering terjadi karena suhu politik yang memanas.

"Banyak yang merespon isu yang mengaitkan banyak orang," kata mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisisian (PTIK), Farouk, di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin.

Farouk di UI memberikan kuliah umum bagi mahasiswa kriminologi dan juga mahasiswa PTIK dengan tema "Perkembangan Kejahatan dan Kebijakan Kepolisian".

Menurut dia, isu Ahmadiyah yang terus berkembang akhir-akhir ini karena adanya berbagai pihak yang ikut "bermain". Ia mencontohkan kejadian di Cikeusik, Padeglang, Banten, dan kerusuhan di Temanggung.

"Pola kerusuhan yang terjadi sepertinya sudah terorganisir," katanya.

Untuk itu perlu penyelidikan lebih mendalam lagi apakah kerusuhan tersebut memang ada yang bermain atau tidak.

Pensiunan jenderal polisi bintang dua tersebut mengatakan bahwa secara fakta sosial Ahmadiyah merupakan ancaman bagi kalangan tertentu, sehingga untuk itu dilakukan upaya untuk membubarkannya.

Sedangkan, dari kalangan Ahmadiyah juga kemungkinan ada upaya untuk membangun opini bahwa Ahmadiyah merupakan kelompok yang terzolimi, sehingga bisa merebut empati masyarakat luas.

"Kita harus menyikapi masalah tersebut dengan bijaksana dan tegas," katanya.

Sebenarnya, lanjut dia, aparat kepolisian sudah mengantisipasi gerakan massa yang datang lebih awal, namun belum mampu mengantisipasi massa yang datang lebih banyak dan membawa senjata tajam.

Akibatnya, kata dia, aksi kerusuhan terjadi yang mengakitkan adanya korban jiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Untuk menangani aksi kerusuhan di masyarakat perlu dikembangkan Pemolisian Masyarakat (Polmas). Dengan adanya Polmas segala macam bentuk aksi kekerasan bisa ditanggulangi karena sudah terdeteksi terlebih dulu.

"Jadikan Polmas sebagai salah satu komponen desa," katanya.
(T.F006/E001)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011