Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan potensi kekayaan alam yang melimpah di Indonesia harus bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, Guz Jazil sapaan karib dari Jazilul Fawaid menyatakan salah satu kunci utama mengolah dan mengoptimalkan potensi itu dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul. "Bahaya kalau daerah kaya, tapi masyarakatnya tidak sejahtera," ucap Gus Jazil.

Hal itu juga disampaikan Gus Jazil saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan bekerja sama dengan DKW Garda Bangsa Maluku Utara di Kota Ternate, Sabtu (23/10).

Ia menjelaskan kekayaan alam Indonesia di antaranya laut dan isinya, kesuburan tanahnya, gunung-gunung dengan kandungan emas dan nikel hingga kandungan minyak dan gas.

Dia menyatakan dulu penjajah ingin mendapatkan rempah-rempah di Indonesia sebagai bumi nusantara. Namun, ternyata di bawah bumi Indonesia tersimpan banyak mineral berharga seperti nikel, emas, minyak dan lainnya.

"Tapi semua itu tanpa sumber daya manusia (SDM) yang baik, kekayaan alam kita tidak bermakna. Ibarat pepatah ayam mati di lumbung padi," katanya menegaskan.

Gus Jazil mengaku baru pertama kali singgah di Maluku Utara dan langsung jatuh hati melihat kekayaan alamnya yang luar biasa indah.

Baca juga: MPR nilai masyarakat adat adalah penopang NKRI

Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak umat Islam teladani perilaku Nabi Muhammad


Selain itu, Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau juga merupakan daerah yang kaya akan budaya dan tradisi, termasuk bahasa. Keberagaman yang ada harus terus disatukan dalam balutan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

"Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup bangsa yang menyatukan suku-suku, adat, keyakinan, pikiran, itu ada di Pancasila. Kalau dasar ini dicabut, hilang negara," tutur dia.

Menurutnya, empat pilar tersebut tidak hanya cukup dimengerti, tapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Sosialisasi empat pilar kebangsaan ini akan kuat jika nasionalisme kita tumbuh. Anak-anak kita mulai kecintaannya pada nasionalisme berkurang. Padahal cinta nasionalisme ini sangat penting," ujarnya.

Dikatakan Gus Jazil, dulu setelah era Reformasi, dibentuk UU Otonomi Daerah. Sejumlah daerah dimekarkan. Salah satunya Maluku Utara yang merupakan hasil dari Otonomi Daerah. Salah satu tujuannya yaitu untuk memperpendek pelayanan pemerintahan dan mempercepat kemajuan daerah.

"Kenapa sekarang kita belum maju-maju, jangan salahkan siapa-siapa. Salahkan diri kita sendiri karena belum pintar-pintar," ujar Guz Jazil.

Ia menegaskan salah satu mandat atau amanah reformasi, selain memberantas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), juga dilakukan amandemen UUD. Di dalamnya selain membatasi masa jabatan presiden menjadi maksimal dua periode, juga ada hal penting bagaimana caranya agar Indonesia maju lebih cepat.

"Pilihannya memasukkan 20 persen anggaran negara untuk pendidikan agar masyarakat Indonesia menikmati pendidikan dan memiliki daya saing sehingga tidak tertinggal. Sekaya apa pun sumber daya kita kalau masyarakat kita belum pintar, SDM kita belum unggul, pasti ada orang lain yang memintari kita," kata Guz Jazil mengingatkan.

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021