Semarang (ANTARA) -
Sanggar Greget di bawah asuhan Yoyok Bambang Priyambodo mengapresiasi tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan saat pandemi COVID-19 melalui Tari Panca Surya dan dirilis bertepatan pada Hari Dokter Nasional.

"Tari ini terinspirasi dari terminologi falsafah Jawa enigmatis tentang 'kadang permati' atau 'sedulur papat lima pancer'. Ini juga bisa menjadi tarian untuk menghormati nakes yang merawat pasien COVID-19 semasa pandemi," kata pencipta Tari Panca Surya, Sangghita Anjali di Semarang, Minggu.

Baca juga: Sanggar Greget meriahkan pembukaan ASEAN School Games 2019

Tari Panca Surya dibawakan Sangghita bersama empat penari lainnya sebagai wujud apresiasi seniman kepada para nakes di Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap 24 Oktober.

Pada pertunjukan yang disiarkan di kanal YouTube "Sanggar Greget", Sanghita, Yoyok Bambang Priyambodo dan tiga penari lainnya membawakan reportoar tari kreasi tradisi pesisiran pengembangan dari gerak dan iringan Gaya Surakarta, Yogyakarta, serta hasil dari pencarian gerak.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, tercatat 10 ribuan nakes yang terpapar COVID-19 sejak awal pandemi. Dari jumlah tersebut, 2.216 orang diantaranya merupakan dokter.

Sementara itu, tenaga kesehatan yang meninggal karena COVID-19 ada 128 orang, 64 orang diantaranya merupakan dokter umum dan dokter spesialis.

"Sejak awal pandemi pada awal 2020 sampai sekarang, dokter dan nakes tetap berdiri melawan COVID-19 sekaligus melindungi masyarakat. Ini patut diapresiasi, meskipun saat ini mulai melandai," ujar Sangghita.

Baca juga: Greget angkat "denok deblong" dalam Kemilau Nusantara

Baca juga: Kemenkes targetkan regulasi rekam medis digital rampung 2021

Pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo menambahkan, selain Tari Panca Surya, pihaknya juga menampilkan Tari Mahendra Krida dan Tari Dwi Putri untuk memeringati Hari Dokter Nasional.

Tari Mahendra Krida merupakan susunan pengembangan tari kreasi tradisi gaya Surakarta dan Yogyakarta yang dikembangkan menjadi gerak pesisiran bentuk putra gagah, bertanggung jawab, serta penuh dedikasi.

"Dokter atau nakes berani dan penuh dedikasi, mereka tahu jika merawat pasien COVID-19 itu berisiko tinggi tertular meski pakai baju hamzat, tapi mereka dengan tangguh melakukannya untuk menolong masyarakat," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021