London (ANTARA News) - Peringatan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW yang digelar masyarakat Indonesia yang berada di London dimeriahkan dengan penampilan kelompok kasidahan pengajian ibu-ibu saat bershalawat

Dengan mengunakan alat musik tradisional rebana, pengajian ibu-ibu yang diketuai Anna Pasin tampil meriah sebelum ceramah yang disampaikan Ustad Muhammad Muhtar Arifin Sholeh, dari Sheffield, yang diadakan di Kedutaan Besar Republik Indonenesia (KBRI) London, Sabtu malam waktu setempat (Minggu WIB).

Lebih dari 200 orang Indonesia datang dari bebagai kota di Inggris, diantaranya dari Oxford, Basingtok, Kent dan sekitar London, tampak  ikut dalam shalawatan yang diadakan untuk pertama kalinya di KBRI London.

Hadir pula Atase Pendidikan KBRI London yang baru, Tubagus Ahmad Fauzi, Minister Counsellor KBRI, Dwi Kurnia Indrana Miftach, Minister Counsellor, Herry Sudradjat, dan pengurus berbagai organisasi keagamaan, seperti Muslimat Bahdlatul Ulama (NU), Dra Afhadilah Ibraim, dan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) London, Nizma Agustjik, serta aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dalam ceramahanya yang bertema "Humanisme dalam Sirah Nabawiyah", dosen Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang itu menyebutkan bahwa sebagai umat nabi Muhammad, maka umat Islam perlu mempelajari Sirah Nabawiyah, yaitu Jalan hidup kenabian khusus Nabi Muhammad SAW.

Menurut kandidat doktor di Information School, University of Sheffield, Inggris, itu risalah kenabian merupakan ajaran-ajaran (ibrah) yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tidak sekadar jalan cerita dari waktu ke waktu kehidupan Nabi, tetapi juga ibrah, hikmah, dan makna filosofis di dalamnya.

Menurut alumni dari Departmentt of Info & Library Studies, Aberystwyth University, Inggris, itu tujuan kajian Sirah Nabawiyah adalah untuk memperoleh gambaran tentang hakekat hidup secara ?Islam Kaafah? yang tercermin dalam diri Nabi Muhammad SAW.

Mengenai Humanisme dalam risalah kenabian yang perlu dipelajari, ujar Alumni Antropologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta itu adalah untuk memahami pribadi Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah dan dari aspek-aspek kemanusiaannya (humanistik).

Selain menjadi uswah hasanah (contoh yang baik) atau tipe ideal untuk kehidupan, dalam diri Rasulullah SAW diteladani dan juga mendorong manusia untuk memahami Al-Quran sebagai sumber Sirah Nabawiyah, ujar mantan Ketua Keluarga Islam Britania Raya (Kibar) tersebut.

Dalam kesempatan itu Muhtar Arifin Sholeh mengatakan, "Kita mengkaji cara dakwah Rasulullah dan pembinaan umat manusia, dalam upaya memperoleh ilmu pengetahuan dan gambaran kehidupan masyarakat masa Nabi dan sahabat."

Hal itu tertulis dalam surat Al-Ahzaab, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Acara Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW diawali dengan shalat Isya berjamah dan dilanjutkan dengan makan malam bersama yang merupakan sumbangan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI London dan masyarakat Indonesia.
(T.ZG)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011