Jakarta (ANTARA News) - Evakuasi orangutan di perkebunan kelapa sawit PT Nabatindo Karya Utama (NKU), mengancam keberadaan satwa itu karena proses evakuasi bukan hanya pada areal tersebut, akan tetapi telah memasuki wilayah hutan Desa Tumbang Koling.

"Evakuasi ini tidak seperti yang seharusnya, tim evakuasi dari BKSDA Kalimantan Tengah dan PT NKU telah memasuki wilayah hutan desa Tumbang Koling," kata Kepala Center For Orangutan Protection (COP), Hardi Baktiantoro kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan, alasan utama BKSDA dan PT NKU untuk mengevakuasi orangutan tersebut adalah banyak orangutan yang mencari makan hingga ke daerah perkebunan PT NKU, yang terletak di Kecamatan Cempada Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan tengah.

"Orangutan tersebut dianggap sebagai hama apabila telah masuk ke areal perkebunan, seharusnya mudah saja untuk menghalau mereka agar kembali ke hutan," kata Hardi, yang menyayangkan adanya proses evakuasi orangutan tersebut untuk dipindahkan ke tempat yang belum ditentukan.

Dia menambahkan, evakuasi ini tidak perlu dilakukan apalagi jika harus sampai masuk ke kawasan hutan, karena hal ini dapat diatasi dengan memberikan makanan tambahan kepada orangutan yang berada di areal tersebut.

Hardi menambahkan, apabila proses evakuasi ini dilakukan maka selayaknya hanya mengusir orangutan tersebut untuk kembali ke hutan, bukan mengejar mereka hingga masuk ke dalam hutan.

"Hal ini merupakan kejanggalan, karena, hutan adalah habitat orangutan, untuk apa mereka mengejar hingga masuk ke dalam hutan?" kata Hardi, yang juga menambahkan bahwa proses evakuasi ini telah berlangsung dari Sabtu (26/2) dan para petugas juga telah dilengkapi dengan senapan bius.

Hardi menambahkan, apabila evakuasi tersebut tetap dilakukan, maka hal tersebut merupakan tanda dari berakhirnya keberadaan hutan desa Tumbang Koling dan satwa langka yang ada di dalamnya.

"Orangutan merupakan alasan utama hutan tersebut masih ada hingga sekarang, sehingga banyak perusahaan kelapa sawit yang tidak melakukan perambahan hingga ke area hutan tersebut," tegas Hardi.

Sebelumnya, dalam rilis COP yang diterima ANTARA (26/2), kurang lebih sebanyak 20 ekor orangutan dewasa menyerbu perkebunan kelapa sawit PT NKU, desa Tumbang Koling.

"Musim buah saat ini tidak menentu karena perubahan iklim, sehingga banyak orangutan yang turun untuk mencari makanan," kata tokoh masyarakat adat Dayak Ngaju dari Kamp Pembela Hutan, hutan desa Tumbang Koling, Christopel Sahabu.

Christopel menyatakan bahwa dirinya sudah melakukan koordinasi dengan masyarakat desa setempat dan petugas hama PT NKU agar apabila melihat orangutan segera dihalau, bukan dibunuh.

Hutan desa Tumbang Koling adalah rumah bagi 11 jenis mamalia langka dan dilindungi, termasuk Beruang Madu (Helarctos Malayus), Owa (Hylobates muelleri), Kukang (Nycticebus menagensis) dan Tarsius (Tarsius bancanus ssp. borneanus).(*)

(T.KR-VFT/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011