Gaziantep, Turki (ANTARA) - Selain terkenal dengan tempat-tempat eksotis dan kuliner yang lezat, Turki juga dikenal dengan adanya museum-museum mosaik yang menampilkan kepingan-kepingan sejarah di berbagai era di masa lampau.

Beberapa museum mosaik terbesar di Turki pun bisa ditemukan jika Anda berkelana ke bagian tenggara negara tersebut.

Berikut ulasannya.

Museum Mosaik Zeugma, Gaziantep
Ketika Anda mengunjungi kota Gaziantep, Anda akan disambut oleh gambar "Gadis Gipsi" yang sepertinya ada di mana-mana.

Selain pistachio-nya yang khas, kota ini juga memiliki simbol si "Gadis Gipsi", yang kepingan mosaiknya sangat fenomenal dan bisa ditemukan di Museum Mosaik Zeugma.

Dianggap sebagai salah satu institusi terbesar dan terpenting di dunia dari jenisnya, Museum Mosaik Zeugma tersebar di area seluas 20 ribu meter persegi.
Museum Mosaik Zeugma, Gaziantep, Turki. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


Baca juga: Halfeti, kota yang sempat tenggelam dan kembali ke permukaan
Museum itu menampung banyak pameran susunan kepingan mosaik yang luar biasa, namun, si "Gadis Gipsi" dengan matanya yang menawan, rambut acak-acakan, dan ekspresi pedih, adalah yang paling terkenal. Dia kadang-kadang disebut sebagai "Mona Lisa Turki" atau "Mona Lisa Zeugma". Karya ini juga dikenal sebagai "Mosaic of Maenad".

Museum Mosaik Zeugma menampilkan susunan kepingan mosaik di era kuno — budaya pra-Hellenistik dan kekaisaran Yunani dan Romawi. Adapun mosaik yang ditampilan berusia sekitar 2.000 tahun lamanya.

Kota kuno Zeugma didirikan oleh Seleukos Nikator, seorang Alexander Agung pada abad ke-3 SM. Terletak di dekat sungai Efrat, Zuegma berkembang di bawah pemerintahan Yunani dan kemudian Romawi sebelum dihancurkan pada abad ke-3 selama invasi.

Mosaik-mosaik ini terkubur di bawah reruntuhan dan air. Namun, mereka tetap mempertahankan kemegahan mereka.

Baca juga: RI, Turki sepakati koridor perjalanan untuk pulihkan ekonomi
Patung Dewa Ares di Museum Mosaik Zeugma, Gaziantep, Turki. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


Berjalan melalui museum adalah pengalaman yang menarik. Karya seni era Romawi ini pernah mempercantik interior banyak vila dan istana Romawi yang megah di Zeugma.

Sejarawan berpendapat bahwa mosaik ditugaskan sesuai dengan selera individu pemilik rumah yang kaya serta bangsawan/politisi.

Kerumitan dari pembuatan tiap mosaik pun mengarah pada status sosial -- dimana semakin detail, maka semakin harganya pun mahal dan hanya dimiliki oleh mereka yang berkuasa.


Baca juga: Turki perkenalkan Tas Tepeler, buka wawasan tentang peradaban manusia

Baca juga: KBRI Ankara gencarkan promosi pariwisata di Turki secara daring

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021