Jakarta (ANTARA) - TikTok akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang tren konten yang mungkin menjadi penyebab anak-anak dan remaja mencuri serta merusak kamar mandi sekolah dan fasilitas lainnya pada Kongres hari Selasa, dikutip dari Reuters.

Sidang tersebut merupakan kelanjutan dari penyelidikan panjang setelah parlemen melihat bahwa perusahaan media sosial termasuk TikTok telah membawa pengaruh negatif terhadap masyarakat dan anak-anak.

Kepala Kebijakan Publik untuk Amerika di TikTok Michael Beckerman sebelum sidang mengatakan bahwa tim moderasi perusahaan bekerja dengan cepat untuk mengatasi tren konten yang dikenal sebagai "devious licks" tersebut.

Baca juga: Pongo luncurkan program pengembangan "e-commerce live streaming"

Baca juga: Bintang TikTok Addison Rae teken kontrak baru dengan Netflix


"Baru-baru ini kami melihat konten yang terkait dengan 'devious licks' mendapatkan perhatian di TikTok dan platform lainnya. Tim moderasi kami bekerja dengan cepat untuk menghapus konten ini," katanya.

Beckerman menambahkan, TikTok juga mengeluarkan panduan khusus kepada tim tentang konten yang melanggar serta secara proaktif mendeteksi dan menghapus konten.

"Termasuk video, hashtag, dan audio yang terkait dengan tren, juga mencari varian ejaan yang berpotensi digunakan untuk menghindari pendeteksi," ujarnya.

Selain TikTok, YouTube dan Snapchat juga diminta hadir dalam sidang. Komite Perdagangan Senat mengatakan aplikasi populer tersebut telah disalahgunakan untuk membahayakan anak-anak dan mempromosikan tindakan destruktif seperti vandalisme di sekolah, intimidasi, hingga modus operandi.

Namun, Wakil Presiden Kebijakan Publik Global Snap Inc Jennifer Stout mengatakan dalam kesaksiannya bahwa Snapchat tidak dirancang untuk membuat konten viral namun fokus pada percakapan bersama teman.

Sementara Wakil Presiden Urusan Publik YouTube Leslie Miller menegaskan bahwa perusahaan selalu berusaha mendorong kebiasaan sehat dan memastikan anak-anak hanya melihat konten yang sesuai dengan usianya.

Baca juga: Timotius Mulyadi bagikan tips jadi kreator konten

Baca juga: Inggris desak platform video tingkatkan perlindungan pada pengguna

Baca juga: Siberkreasi: Generasi muda perlu panduan literasi keamanan digital

Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021