Kalian harus berpikir sangat, sangat serius tentang pihak mana yang akan kalian pilih
Jakarta (ANTARA News)- Demi menekan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, Amerika Serikat, Senin (28/2), telah menggeser kapal-kapal tempur dan kapal induknya lebih dekat ke Libya. Pemerintah Barrack Obama juga telah membekukan aset keluarga Kolonel Gaddafi senilai 30 miliar dollar.

AS memang telah menegaskan posisinya terhadap Gaddafi setelah dikritik kubu Republik dan tokoh-tokoh konservatif yang mendesak pemerintah Obama segera mengambil tindakan terhadap kerusuhan di Libya.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Susan Rice secara terbuka menuduh Gaddafi telah terpisah dari realitas dan telah membantai rakyatnya sendiri sehingga tak pantas lagi untuk memimpin.

Pemerintah AS juga menekan orang-orang di lingkaran dalam Gaddafi untuk membangkang kepada pimpinan mereka.

"Kalian harus berpikir sangat, sangat serius tentang pihak mana yang akan kalian pilih," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, pemerintahan Obama membela diri dengan mengatakan mereka enggan mengambil tindakan yang bisa membahayakan warga negara AS di negeri Afrika Utara itu.

Tetapi hanya beberapa jam setelah pesawat terakhir yang membawa warga AS terbang dari Tripoli, ibukota Libya, Jumat (25/2), Washington langsung mengeluarkan sanksi terhadap negara Afrika Utara itu.

AS juga kini sedang berusaha untuk membangun kebijakan yang koheren terhadap berbagai kelompok penentang pemerintah di Libya. Pemerintah AS sedang menghubungi beberapa diantara kelompok demonstran, tetapi belum ada keputusan untuk memberikan bantuan militer.

Masalahnya, kelompok perlawanan Libya menunjukkan bahwa mereka mampu mengorganisasi diri tetapi tidak bisa menyatukan diri, demikian seorang pejabat keamanan senior AS.

Kelompok-kelompok perlawanan Libya pada umumnya berjuang tanpa pemimpin yang adalah peluang bagi AS untuk memfasilitasinya.

Tekanan Finansial

Sementara itu pemerintah AS juga terus menekan Gaddafi secara finansial. Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa 30 miliar aset Gaddafi dan keluarganya telah dibekukan.

David Cohen, pejabat Departemen Keuangan bidang terorisme dan intelejen finansial mengatakan jumlah yang dibekukan itu adalah yang terbesar dalam sejarah.

Di sisi lain, Kolonel Gaddafi sendiri dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, hanya tertawa ketika ditanyai Christiane Amanpour apakah ia akan lengser atau tidak. Ia menegaskan bahwa rakyat Libya masih mencintainya.

Menanggapi reaksi Gaddafi itu, Rice mengatakan, "Itu kedengarannya, jujur saja, menipu. Dan ketika dia masih bisa tertawa ketika berbicara dengan seorang jurnalis internasional sementara di saat yang sama ia membantai rakyatnya sendiri, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak pantas lagi  memimpin dan betapa ia telah terpisah dari realitas."

Para pemerintah dunia telah meningkatkan tekanan terhadap Gaddafi untuk segera lengser sehingga pertikaian yang memakan korban yang kini telah mencapai lebih dari 1000 jiwa dan memaksa ribuan lainnya mengungsi, bisa segera dihentikan.

Selain itu, seperti diutarakan Kolonel David Lapan, seorang juru bicara Pentagon, militer AS kini tengah menggerakkan kapal-kapalnya mendekati Libya dengan status 'hanya jika mereka dibutuhkan'.

Lapan juga mengatakan Pentagon sedang menempatkan pesawat-pesawat lebih dekat ke Libya.

Kapal-kapal tempur AS bisa digunakan untuk misi-misi kemanusiaan, demikian Menteri Luar Negeri Hillary Clinton di Jenewa, Swiss. Di sana dia menegaskan bahwa "Kini saatnya bagi Gaddafi untuk pergi."

"Tidak ada rencana aksi militer pada kapal induk kami," kata Clinton.

Pentagon menolak memberikan rincian tentang kekuatan-kekuatan militer yang telah digerakkan, tetapi AS mempunyai basis militer dekat Napoli, Italia, yang menjadi markasnya di Mediterania, demikian juga di Rota, Spanyol.

AS mempunyai delapan kapal tempur dalam Armada VI yang beroperasi di Laut Mediterania dan sebagian Samudera Atlantik.  Pentagon juga menempatkan dua kapal induk jauh di tenggara, tepatnya di Laut Merah dan Laut Arab.

Washington juga sedang bekerjasama dengan para sekutunya untuk memberlakukan zona larangan terbang atas Libya.

Dengan menerapkan zona larangan terbang atas Libya, maka Gaddafi akan dilarang menggunakan pesawat tempur atau helikopter untuk menyerang demonstran yang menentangnya di hampir seluruh wilayah negara itu.

Meski demikian, peran angkatan udara Libya dalam serangan-serangan di Libya masih belum jelas.

Pemerintahan Obama sebelumnya telah mengatakan bahwa aksi militer adalah salah satu pilihan yang bisa ditempuh meski banyak analis yang mengatakan bahwa AS sebaiknya tidak melangsungkan operasi militer di darat atau di udara karena situasi yang masih bergolak di wilayah itu.

Pada 1986, AS membombardir Libya dan membunuh lebih dari 40 orang termasuk puteri angkat Gaddafi yang masih bayi. Serangan itu adalah balasan terhadap  pemboman yang memakan tiga orang korban di sebuah diskotik di Berlin, Jerman, yang sering digunakan tentara AS dan diyakini didalangi Libya. (*)

Liberty

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011