Jakarta (ANTARA) - Riset bertajuk "Winning Omnichannel Asia: The Future of FMCG and Retail" dari Kantar Worldpanel mengatakan bahwa kapabilitas omnichannel penting bagi para brand produk FMCG (fast-moving consumer goods).

Menurut Senior Marketing Manager Kantar Worldpanel Division, Corina Fajriyani, ini adalah upaya guna mengimbangi perilaku belanja masyarakat yang berpindah-pindah dari offline ke online, dan sebaliknya.

"Selain pasar tradisional, warung, dan mini market, kini pelanggan juga mengandalkan platform online untuk mencari, menemukan, dan membeli produk. Oleh karena itu, brand perlu meningkatkan kehadirannya di kanal digital, baik untuk pemasaran maupun penjualan," kata Corina melalui keterangan pers, Selasa.

Baca juga: TikTok versi China batasi pengguna di bawah usia 14 tahun

Baca juga: Siberkreasi: Generasi muda perlu panduan literasi keamanan digital


Media Manager Nestlé Jeni Sulianti menambahkan, kebiasaan belanja kebutuhan sehari-hari secara daring baru meningkat selama pandemi, dan penting bagi perusahaan untuk adaptif merambah ke platform digital untuk promosi maupun berjualan.

"Kami menyadari bahwa untuk bisa terus dicari dan ditemukan oleh pelanggan, brand kami pun perlu memperkuat kehadiran secara digital, dan memberikan konten yang relevan sekaligus bermanfaat bagi pelanggan," kata Jeni.

Cara masyarakat mengonsumsi dan berbelanja produk sehari-hari ini juga terlihat di platform TikTok. Konten-konten otentik terkait produk FMCG, seperti produk kecantikan dan skincare, life hack untuk kebutuhan rumah tangga, eksperimen masak di rumah, hingga berburu produk viral di minimarket, semakin meramaikan platform ini berkat kreativitas para kreator.

Berdasarkan Data Internal TikTok (Juli 2020 - Juli 2021), views untuk konten seputar kecantikan dan perawatan diri meningkat 4 kali lipat sepanjang tahun 2020-2021, sementara views untuk konten makanan dan minuman juga meningkat 5 kali lipat di periode yang sama.

Dari hasil survei "TikTok Insight for FMCG" terhadap ratusan pengguna di Indonesia sepanjang tahun, ketertarikan mereka terhadap produk FMCG juga sangat besar, dengan 45 persen pengguna tertarik pada produk kecantikan dan kosmetik, sementara 71 persen pengguna suka melihat produk makanan dan minuman.

Konten FMCG yang pengguna konsumsi bukan hanya sebagai sumber inspirasi, tapi juga mengarahkan ke pembelian.

Sebanyak 92 persen responden melakukan pembelian secara online dalam satu bulan terakhir, yang memperlihatkan bahwa pengguna TikTok sudah terbiasa dengan berbelanja langsung secara online setelah mereka menemukan produk yang dicari.

"Konsep Shoppertainment di dalam TikTok memberikan kesempatan bagi para brand untuk dapat menyajikan konten yang menghibur, inspiratif, dan mendorong perilaku belanja," kata Head of Business Marketing TikTok Indonesia Sitaresti Astarini.

Baca juga: Live di Tiktok, Cak Imin ajak anak muda bercita-cita jadi anggota DPR

Baca juga: TikTok akan disidang terkait tren konten merusak sekolah

Baca juga: Timotius Mulyadi bagikan tips jadi kreator konten

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021