Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau mengingatkan pelajar dan guru tidak merasa euforia saat kasus aktif turun drastis karena dapat menghambat pelaksanaan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kepri Muhamad Dali, di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan guru dan pelajar, termasuk para orang tua sudah seharusnya bersyukur dan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan ketika kasus aktif COVID-19 tinggal 26 orang.

Secara umum, kata dia, pelaksanaan PTM terbatas untuk pelajar SMA/SMK sejak 1 Oktober 2021 sampai sekarang berjalan lancar. Namun, pelajar tetap harus senantiasa diingatkan agar tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

"Guru dan para orang tua harus terus mengingatkan para pelajar untuk bersama-sama menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular COVID-19," ucap Dali.

Baca juga: Jalan tengah menuju sekolah, persiapan Kepri songsong PTM

Baca juga: Guru SMA sederajat di Kepri wajib tes antigen sekali saat PTM


Menurut dia, pelaksanaan PTM tingkat SMA/SMK berjalan optimal. Para guru dan pelajar lebih mudah berinteraksi di dalam ruang kelas sekolah.

Sampai sekarang, kapasitas kelas dan jam belajar yang diberlakukan selama PTM masih 50 persen. Namun, ada sejumlah sekolah yang hanya menerapkan 30 persen jam belajar dan kapasitas kelas.

Dali menyarankan pihak sekolah yang menerapkan 30 persen jam belajar dan kapasitas kelas segera mengajukan penambahan jam belajar dan pelajar di ruang kelas hingga mencapai 50 persen.

"Di Kepri ada 274 SMA dan SMK," tuturnya.

Komunikasi secara langsung antara guru dan pelajar juga membangkitkan semangat belajar-mengajar di ruang kelas.

Selain itu, kata dia biaya yang dikeluarkan orang tua juga dapat diirit selama PTM karena tidak terlalu sering membeli pulsa dan paket internet.

"PTM lebih efektif, dibanding pembelajaran secara daring. Para pelajar sudah rindu belajar di sekolah," katanya.*

Baca juga: Gubernur Kepri sarankan bupati/wali kota tunda pembelajaran tatap muka

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021