di pekarangan, kini semua orang bisa bertani
Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim agaknya ingin sekali menggalakkan pertanian perkotaan.

Ali membuktikan tanaman pangan yang ditanam pada area kantornya dapat menghasilkan.

Bukti itu ditunjukkannya dengan memanen sendiri padi yang telah ditanam di taman Walkot Farm Jakarta Utara.

Budidaya tanaman padi di lahan Walkot Farm Jakarta Utara terus dikembangkan.

Sekitar 50 meter lahan kosong difungsikan sebagai area penanaman padi varietas IR 64.

Diawali dari penyemaian benih padi hingga masa panen membutuhkan waktu hingga 125 hari.

Setelah melalui masa tanam, akhirnya tanaman padi varietas IR 64 yang sedang dikembangkan di Walkot Farm Jakarta Utara berhasil dipanen, Rabu.

Acara panen perdana padi itu adalah hasil inisiasi kreatif Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara bersinergi dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jakarta Utara.

Baca juga: Pakar sebut pertanian perkotaan dapat meningkatkan kualitas lingkungan

Ali mengatakan Walkot Farm Jakarta Utara bisa menjadi salah satu laboratorium pertanian perkotaan.

Kemudian laboratorium itu bisa dimanfaatkan masyarakat dan edukasi anak-anak sekolah untuk mengenal serta mempelajari bagaimana cara menanam padi, anggur, kangkung dan jenis tanaman lainnya termasuk juga pengembangan budidaya ikan.

Lahan terbatas
Terkait pengembangan pertanian kota di Walkot Farm Jakarta Utara, Kepala Sudin KPKP Jakarta Utara Unang Rustanto menambahkan, varietas IR-64 tersebut cukup produktif.
Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengayak bulir padi yang dipanen di area Walkot Farm Jakarta Utara pada Rabu (27/10/2021). ANTARA/ HO-Kominfotik Jakarta Utara


Unang mengatakan untuk satu hektare area tanam, produktivitasnya mencapai enam ton.

Namun area yang dipanen bersama Wali Kota Jakarta Utara tadi hanya sekitar 50 meter, sehingga hasilnya memang tidak banyak.

Kamis (28/10), kata Unang, rencananya panen akan dilanjutkan lagi oleh anak-anak sekolah dan pramuka.

Oleh karena itu, Wali Kota Jakarta Utara meminta agar budidaya padi dengan konsep pertanian kota (urban farming) itu dikenalkan juga kepada generasi muda.

"Tanaman padi di Walkot Farm pun bisa dijadikan contoh bagaimana miniatur 'urban farming' di Kantor Wali Kota Jakarta Utara," ujar Unang.

Baca juga: DKI ajak warga manfaatkan atap gedung untuk pertanian perkotaan

Pelibatan anak-anak sekolah dalam kegiatan tanam padi dimaksudkan agar generasi penerus bisa memperoleh edukasi pengenalan tanaman padi dan ketahanan pangan keluarga.

Bayangkan, apabila setiap rumah di Jakarta Utara memiliki program ketahanan keluarga dengan menggunakan konsep pertanian kota itu, bisa jadi ke depan setiap keluarga bisa melakukan swakelola pangan.

Lahan yang terbatas tidak jadi penghalang untuk bertani di perkotaan.

Kalau area 150 meter persegi saja digunakan, kata Unang, itu bisa menghasilkan 90 kilogram gabah kering giling (GKG).

"Kami sangat bangga atas dukungan bapak Wali Kota dan ibu-ibu PKK sehingga bisa dilaksanakan proses tanam padi hingga berhasil dipanen," kata Unang.

Tak menampik bila penanaman padi di halaman Kantor Wali Kota tersebut belum signifikan memberikan efek penghijauan di Kota Jakarta Utara.

Maka dari itu, Ali Maulana Hakim terus mengajak warga dalam berbagai kegiatan, untuk melakukan hal yang sama secara masif, sehingga akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Panen padi kali itu memberi contoh kepada masyarakat sebuah gerakan tidak hanya menghijaukan wilayah atau menghijaukan rumah tapi hijau juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan.

Baca juga: RPTRA Garuda Cilangkap panen sayur hasil pertanian perkotaan

Dalam kondisi krisis seperti COVID-19 ini, pertanian menjadi jawaban bagi kita untuk bisa terus bertahan. Tidak perlu lahan besar, manfaatkan saja lahan di pekarangan dengan baik.

Jadi, di pekarangan kini semua orang bisa bertani.

Integrasi pertanian
Suku Dinas KPKP Jakarta Utara bersama Tim Penggerak PKK Jakarta Utara juga berinisiatif membuat miniatur percontohan sistem mina padi atau sistem integrasi pertanian dan perikanan di lahan seluas 30 meter persegi Kantor Wali Kota setempat.

Sudin KPKP bersama tim penggerak PKK membuat integrasi pertanian dan perikanan atau sistem mina padi di lahan kantor wali kota Jakarta Utara, Selasa (20/10/2020). ANTARA/ HO-Kominfotik Jakarta Utara

Penanaman padi sekaligus budidaya ikan dalam satu lahan menjadi salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan.

Sistem mina padi di lahan terbatas menjadi suatu terobosan yang akan dikembangkan di lokasi lain di Jakarta Utara.

PKK akan berkolaborasi dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yang merupakan laboratorium PKK untuk membuat duplikasi sistem mina padi di lahan kosong yang masih tersedia.

Selain itu, Sudin KPKP Jakarta Utara juga memberikan pendampingan kepada warga yang ingin mendalami kegiatan pertanian kota melalui pelatihan teknis yang digelar secara daring mengingat masih dalam suasana pandemi.

Untuk masyarakat Jakarta Utara khususnya di wilayah Kecamatan Cilincing yang ingin mengetahui cara menanam, merawat cabai rawit sampai dengan panen dapat mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukapura.

Baca juga: Kelompok Tani Fatmawati panen sayuran hasil pertanian perkotaan

"Nantinya di sana masyarakat dapat belajar memaksimalkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian perkotaan secara langsung," kata Unang.

Secara rinci, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta mencatat bahwa selama 2020, produksi padi di Jakarta sebesar 4.543,93 ton GKG, atau bertambah sebanyak 1.184,62 ton atau naik 35,26 persen dibandingkan 2019 sebesar 3.359,31 ton GKG.

Meningkatnya produksi padi, catat BPS, tidak lepas dari pertambahan luas panen padi yang sepanjang Januari-Desember 2020 mencapai 914,51 hektar atau bertambah sekitar 291,92 hektar (46,89 persen) dibandingkan 2019.

BPS juga mencatat Jakarta Utara merupakan kota dengan total produksi padi tertinggi, yaitu sebesar 3.864,7 ton GKG.

Setelah itu diikuti oleh Jakarta Barat dengan produksi 511,87 ton dan Jakarta Timur sebesar 167,3 ton.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021