Fasilitasi magang dan penelitian pada perusahaan bidang kesehatan di India agar dibuka seluas-luasnya bagi negara ASEAN.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pentingnya menjaga kerja sama di bidang kesehatan antara ASEAN dan India dalam menghadapi pandemi.

"Tidak saja dalam mengatasi pandemi COVID-19, tetapi juga untuk mempersiapkan diri kita menghadapi pandemi-pandemi yang akan datang," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-18 ASEAN-India secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.

Menurut Presiden, India memiliki kapasitas yang besar pada sektor kesehatan, terutama dalam bidang farmasi.

India juga merupakan produsen vaksin terbesar di dunia dan produk farmasi tersebar ketiga di dunia. Hal tersebut dapat menjadi modal besar untuk memperkuat kerja sama industri farmasi antara ASEAN dan India.

Sejumlah tindakan yang dapat dilakukan, antara lain diversifikasi lokasi produksi kebutuhan medis, peningkatan produksi obat dan vaksin, kerja sama riset dan pengembangan vaksin dengan teknologi terkini, dan membangun jaringan serta menjadi bagian dari pusat distribusi regional industri farmasi.

"Di tingkat global, dukungan TRIPS (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights) Waiver di WTO harus dilakukan. Ini penting memfasilitasi akses teknologi terkini obat-obatan maupun vaksin," kata Presiden.

Ia mengatakan bahwa kerja sama dalam bidang sumber daya manusia (SDM) kesehatan juga perlu, apalagi hingga Juli 2021 India tercatat memiliki perguruan tinggi dengan jurusan kedokteran yang cukup banyak.

"Dengan pengalaman dan keunggulan SDM yang dimiliki, India dapat mendukung peningkatan kapasitas SDM negara ASEAN di bidang kesehatan," ungkap Presiden.

Dikatakan pula bahwa program 1.000 PhD yang dicanangkan oleh India dapat diprioritaskan pada bidang bioscience (biosains) dan biotechnology (bioteknologi).

Selain itu, Presiden juga meminta agar program magang dan penelitian di perusahaan bidang kesehatan di India dapat terbuka lebar.

"Fasilitasi magang dan penelitian pada perusahaan bidang kesehatan di India agar dibuka seluas-luasnya bagi negara ASEAN," kata Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Baca juga: Presiden paparkan tiga upaya pemulihan ekonomi padaKTT IMT-GT

Baca juga: Jokowi: kunci pemilihan ekonomi lewat kerja sama BIMP-EAGA

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021