Penurunan tarif itu sesuai dengan tarif yang diminta oleh Presiden Joko Widodo
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - RSUD dr. Soedomo, Trenggalek, Jawa Timur menurunkan tarif layanan tes usap PCR dari sebelumnya Rp350 ribu menjadi Rp300 ribu sesuai instruksi pemerintah pusat.

"Penurunan tarif itu sesuai dengan tarif yang diminta oleh Presiden Joko Widodo, yang disampaikan melalui Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan," kata Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono di Trenggalek, Kamis.

Kebijakan tarif baru itu juga sudah diumumkan manajemen RSUD dr. Soedomo dengan menempel pengumuman di lingkungan rumah sakit maupun melalui media massa dan media sosial setempat.

Baca juga: Epidemiolog: Penurunan tarif PCR jangan turunkan kualitas pemeriksaan

Ia memastikan tarif baru itu berlaku untuk semua kalangan. Termasuk pemenuhan kebutuhan perorangan untuk kepentingan bepergian, kerja, ataupun urusan lain yang mensyaratkan keterangan tes PCR.

"Kami juga ingin membantu masyarakat untuk mendapat akses tes PCR mandiri dengan tarif yang lebih terjangkau. Tarif sebesar Rp300 ribu itu berlaku untuk seluruh kalangan, baik masyarakat ber-kartu tanda penduduk (KTP) Trenggalek ataupun warga di luar Kabupaten Trenggalek," tandasnya.

Baca juga: Ombudsman soroti beda syarat tes COVID-19 penumpang dan kru pesawat

Kendati tak mempengaruhi jumlah permintaan, perubahan tarif tes usap PCR disambut hangat warga setempat. Banyak yang berharap tarif PCR terus turun karena pemberlakuan kewajiban tes PCR untuk keperluan kerja maupun bepergian dirasa masih memberatkan.

Untuk menikmati jasa layanan penerbangan, misalnya, warga Trenggalek terpaksa harus mengeluarkan biaya berlipat jika diharuskan menjalani tes PCR.

Baca juga: Masa berlaku PCR penumpang pesawat diperpanjang 3x24 jam

"India tes PCR cuma Rp90 ribu. Indonesia harusnya juga bisa lebih turun lagi, minimal mendekati tarif yang berlaku di negara lain yang lebih dulu memberlakukan tarif murah untuk sekali tes PCR," cetus Angga, warga Tulungagung yang bekerja di Trenggalek.

Permintaan tes usap PCR untuk perorangan di rumah sakit pelat merah itu, lanjut Sujiono, tergolong cukup tinggi. Dalam sehari, rata-rata ada sekitar 50 orang yang mengajukan tes tersebut.

Baca juga: Pemerintah turunkan tarif tes RT-PCR jadi Rp275.000

Mayoritas dari peserta yang mengikuti tes mandiri itu digunakan untuk bepergian atau bekerja.

“Mayoritas tes PCR adalah masyarakat yang ingin di tes secara mandiri. Saat ini tes PCR untuk pelacakan kasus memang sudah menurun seiring kasus COVID-19 yang juga melandai,” jelasnya.

Baca juga: Kemenkes: RT-PCR untuk penumpang pesawat sebab lebih berisiko tertular

Sujiono menjelaskan, untuk mendapatkan tes PCR mandiri di rumah sakit tersebut cukup mudah. Caranya, peserta datang ke loket PCR dengan melampirkan fotokopi dua lembar KTP dan menuliskan nomor telepon. Setelah itu peserta membayar biaya sebesar Rp300 ribu dan kemudian membawa syarat-syarat tersebut ke gedung swab dan PCR.

"Kemudian mereka (peserta) akan dihubungi saat hasil tes PCR keluar dan bisa mengambilnya di gedung yang sama. Tes PCR dilayani mulai Senin-Sabtu. Untuk Senin-Kamis, jam pelayanan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Sementara Jumat-Sabtu, layanan berlaku mulai 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB,” katanya.

Baca juga: Pakar sebut perlu penurunan harga tes PCR dengan tetap jaga kualitas

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021