"Merekalah yang paling tahu keadaan dan bertangunga jawab terhadap kerukunan warganya."
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam, mengingatkan kepada tokoh lintas agama, Din Syamsuddin dan Romo Benny Susetyo, yang disebutnya sebagai "gagak hitam" tidak memainkan kartu kontroversi Ahmadiyah karena bisa melebar ke arah konflik horisontal.

"Jangan mempolitisasi dan memperkeruh keadaan, karena hal ini berpotensi melebar ke arah konflik horisontal," katanya di Jakarta, Minggu, mengomentari pernyataan Din Syamsuddin yang mendesak ketegasan Pemerintah Pusat soal larangan Ahmadiyah.

Dipo Alam sebaliknya menganjurkan, agar Din dan Romo Benny melakukan syiar atau penggembalaan kepada umatnya dalam kesejukan toleransi beragama, bukan sebaliknya mengobarkan kegaduhan kerukunan umat beragama.

Tentang adanya sejumlah pemerintah daerah yang melarang kegiatan Ahmadiyah, Din Syamsudin mendesak ketegasan Pemerintah pusat soal larangan tersebut.

"Desakan Din Syamsudin ke Pemerintah Pusat salah alamat," kata Dipo. Oleh karena, menurut dia, dari awal Pemerintah sudah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri untuk pengaturannya, dan tinggal masyarakat di daerah menjalankan dan mematuhi kesepakatan tersebut.

Dipo Alam mengajak semua pihak, agar konsekuen menjalankan kesepakatan SKB Tiga Menteri soal kontroversi Ahmadiyah.

Ia menilai, upaya meredakan konflik kekerasan antar-umat Islam dan warga Ahmadiyah dapat dicegah oleh pimpinan pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten, walikota dan kecamatan sampai ke kepala desa.

"Karena, merekalah yang paling tahu keadaan dan bertangunga jawab terhadap kerukunan warganya," katanya.

Berkaitan dengan adanya tokoh lintas agama yang liberal membela warga Ahmadiyah, misalnya kegigihan Romo Benny Susetyo yang terang-terangan mendukung Ahmadiyah, Dipo mengingatkan, agar kelompok "gagak hitam berbulu merpati putih" atau yang mengaku gerakan moral, tapi sebenarnya gerakan politik itu tidak memperkeruh keadaan.

"Romo Benny jangan mencampuri urusan internal umat Islam," tegas Dipo. Ia menganjurkan, agar tokoh lintas agama itu melakukan syiar atau penggembalaan kepada umatnya dalam kesejukan toleransi beragama, bukan sebaliknya mengobarkan kegaduhan kerukunan umat beragama.

Mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) itu mensinyalir gerakan Romo Benny dan tokoh-tokoh lintas agama yang berpolitik dengan memojokkan pemerintah melalui sebutan "ingkar konstitusi dan melakukan kebohongan publik" berpotensi menciptakan konflik horizontal antar-agama.

"Soal ini akan saya tanyakan ke Uskup Suharyo bila ada kesempatan jumpa. Saya akan sampaikan, agar hati-hati dan KWI tidak perlu ikut-ikutan permainan politik tokoh lintas agama eksklusif yang dimotori oleh Din Syamsuddin, karena dari delapan tokoh lintas-agama eksklusif ada tiga tokoh KWI aktif ikutan," demikian Dipo Alam.
(T.A017/D009)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011