Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 membuat para pelaku kuliner yang memiliki toko fisik harus memutar otak agar bisnis bisa tetap berjalan di tengah aktivitas masyarakat yang dibatasi. Salah satu pendiri dan Chief Innovation Officer Burgreens, Max Mandias, mengatakan momen ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi bisnis efektif agar dapat bertahan.

"Sesuatu yang tidak pasti seperti pandemi sebenarnya bisa jadi peluang untuk review lagi konsep dan strategi bisnis," kata Max dalam konferensi pers daring festival kreatif Ideafest 2021, Kamis.

Pandemi membuat banyak pebisnis yang terpaksa menutup usahanya, tapi di sisi lain banyak juga pebisnis kecil yang bermunculan menawarkan hal yang baru. Sebagai contoh, kafe atau kedai kopi yang biasanya menjadi tempat nongkrong memakai strategi menjual kopi dalam kemasan besar agar konsumen bisa tetap menikmati minuman kesukaan mereka di rumah saja. Gerai makanan pun membuat kemasan siap masak agar konsumen dapat mengolahnya secara mudah di dapur masing-masing.

Baca juga: Ingin berbisnis kuliner? Pendiri Dapur Cokelat berbagi kiat

Dia meyakini lambat laun mobilitas akan kembali normal dan aktivitas masyarakat yang selama dua tahun banyak menghabiskan waktu di rumah akan kembali seperti sebelum pandemi. Tugas yang harus diemban para pebisnis kuliner saat ini adalah lihai beradaptasi dan bertahan hingga masa yang dinantikan itu tiba.

"Karena sifat dari industri kuliner itu menantang, banyak niche, cepat berubah. Di sisi itu, pandemi mengajari kita lebih lihai dan lincah mengubah perubahan menjadi peluang," katanya.

Pelaku bisnis kuliner Danis Puntoadi dalam acara bincang-bincang Foodizz Kopdar, Selasa (26/10), mengatakan pebisnis kuliner perlu membuat riset sederhana untuk mengenali peluang yang tengah berkembang, lalu membaca prospek pengembangannya di masa depan.

"Lalu didetailkan dengan target pencapaian omzet yang ingin diraih, cara-cara untuk mencapainya, mengukur kapasitas internal baik dari segi sumber daya manusia serta faktor pendukung lainnya, dan mengalokasikan kebutuhan anggaran serta melihat kemungkinan untuk melibatkan pihak ketiga jika memang diperlukan," kata Danis, dikutip dari keterangan resmi.

Baca juga: Strategi berbisinis kuliner di masa pandemi

Sementara praktisi bisnis consumer goods Akhmad Saeful berpendapat, ada segitiga bisnis yang harus selalu ditanamkan di dalam pola pikir para pengusaha, yakni tujuan dalam membangun bisnis sebagai pondasi jangka panjang, sumber daya manusia yang jadi kunci operasional, serta proses dimana kreativitas dan komunikasi punya peran penting.

Akhmad menekankan, pemahaman tentang model bisnis dan rencana bisnis adalah hal yang wajib dimiliki setiap calon pengusaha sukses.

“Ada pendapat bahwa jalan menuju sukses itu banyak polanya dan tidak harus sama antara satu pengusaha dengan pengusaha sukses lainnya. Tapi pola menuju gagal itu seringkali sama, salah satunya adalah dengan tidak memiliki business plan," ujar Akhmad.

Baca juga: Tips jalankan bisnis kuliner ala Chef Degan Septoadji

Baca juga: HKTB selenggarakan Festival Makan 2021 untuk perspektif kuliner baru

Baca juga: Tiga kunci Es Teler 77 bertahan selama empat dekade

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021