Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan dua buku hasil penelitian untuk membangun nasionalisme bahasa dan budaya, yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda dan merayakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kedua buku tersebut berjudul Globalisasi dan Transformasi Sosial Budaya, dan Membangun Nasionalisme Bahasa dan Budaya.

"Nasionalisme budaya dan bahasa di tengah globalisasi merupakan dua terma yang bisa menjadi paradoks, sekaligus saling memberi tarikan dan tekanan dalam masyarakat yang bertransformasi," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Buku Globalisasi dan Transformasi Sosial Budaya merupakan bagian dari hasil penelitian tentang desa global (global village), yang mendiskusikan transformasi sosial dan budaya di tengah arus globalisasi, khususnya berkaca pada sejarah dan pengalaman bangsa Indonesia.

Baca juga: BRIN latih warga tingkatkan produktivitas pertanian

Baca juga: WINNER dorong riset dan inovasi capai tujuan pembangunan berkelanjutan


Buku Membangun Nasionalisme Bahasa dan Budaya merupakan buku penuh data lapangan dan analisa mendalam atas khazanah kekayaan bangsa.

Buku itu secara detail menjelaskan karakter bahasa dan budaya pada beberapa kelompok suku bangsa di berbagai wilayah Indonesia.

Kepala BRIN Handoko menuturkan globalisasi telah melahirkan kenyataan dunia yang tanpa batas (borderless world) sehingga perlu memikirkan ulang tentang batas-batas negara secara tradisional, identitas, kedaulatan dan otonomi sebagai suatu bangsa.

Sejalan dengan proses pada level global, proses pada level nasional dan lokal juga berkelindan sebagai sebuah proses silang budaya yang memperkaya budaya.

Namun, juga menyimpan tantangan sebagai bangsa untuk mendefinisikan nasionalisme bahasa dan budayanya di tengah serbuan budaya dan bahasa global.

Handoko menuturkan karakter khas yang majemuk dari sisi bahasa dan budaya pada beberapa kelompok suku bangsa di berbagai wilayah Indonesia merupakan sebuah keniscayaan.

Kemajemukan tersebut memperlihatkan aspek otentisitasnya di satu sisi, dan di sisi lain tampak memperkuat pengaruh akan adanya silang budaya. Itu memungkinkan jejaring kebudayaan yang membentuk suatu ikatan kebangsaan menjadi terwujud.

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN Ahmad Najib Burhani mengatakan dua buku itu memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat terkait bahasa dan budaya bangsa Indonesia.

"Penerbitan hasil penelitian melalui buku ini bertujuan agar dapat disebarkan secara lebih luas kepada masyarakat," ujar Ahmad.*

Baca juga: Kuasai iptek dan hasilkan inovasi bawa Indonesia maju

Baca juga: BRIN umumkan sejumlah pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja dan NYIA

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021