KOSPI anjlok 1,29 persen atau 38,87 poin menjadi berakhir pada 2.970,68 poin
Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan ditutup turun lebih dari satu persen pada Jumat, mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut, karena data ekonomi yang lemah dan laporan laba baru-baru ini di dalam dan luar negeri menunjukkan kemacetan rantai pasokan yang selanjutnya dapat membebani ekonomi.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) anjlok 1,29 persen atau 38,87 poin menjadi berakhir pada 2.970,68 poin, memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut dan mencatat penurunan paling tajam sejak 12 Oktober.

Untuk minggu ini, indeks acuan merosot 1,01 persen, menandai penurunan tercepat dalam tiga minggu setelah kehilangan 0,30 persen seminggu sebelumnya.

Dikutip dari Reuters, di antara saham-saham kelas berat, raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing jatuh 1,27 persen dan 3,29 persen, sementara pembuat baterai LG Chem juga merosot 1,65 persen.

Produksi pabrik negara itu menghentikan pertumbuhan tahunan selama 10 bulan berturut-turut pada September, karena kekurangan chip global memukul produksi.

Masalah itu disorot dalam pendapatan perusahaan besar di dalam negeri, dengan Samsung Electronics dan Hyundai Motor memperingatkan bahwa dampaknya akan mempengaruhi produsen untuk saat ini.

Hasil keuangan dari Apple Inc dan Amazon Inc meleset dari harapan, dengan mereka juga mengungkapkan kekhawatiran tersebut.

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 800,6 miliar won (684,94 juta dolar AS) di papan utama.

Won berakhir pada 1.168,6 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,09 persen lebih tinggi dari penutupan sebelumnya.

Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.169,5 per dolar, sedangkan dalam perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya dikutip pada 1.170,5.

Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 8,9 basis poin menjadi 2,102 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 19,2 basis poin menjadi 2,583 persen.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup naik tajam, dipicu aksi spekulasi investor
Baca juga: Saham China berakhir naik, terkerek kebutuhan pokok, kesehatan, dan TI
Baca juga: Saham Jepang ditutup menguat, indeks Nikkei terkerek 0,25 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021