Sirine yang tidak berfungsi diduga karena kehabisan baterai atau hilang
Padang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat memperbaiki sirine tsunami yang tidak berfungsi karena kehabisan baterai dan kerusakan komponen sebagai langkah antisipasi terjadinya bencana.

"Kita sudah evaluasi kondisi sirine di beberapa daerah pesisir di Sumbar, ternyata ada sejumlah sirine yang tidak berfungsi diduga karena kehabisan baterai atau hilang, dan kerusakan komponen. Segera kita perbaiki," ujar Kalaksa BPBD Sumbar, Erman Rahman di Padang, Jumat.

Ia menyebut sirine merupakan alat peringatan dini terhadap ancaman bencana seperti tsunami karena itu harus berada dalam kondisi baik dan berfungsi. Namun ada kalanya sirine itu bermasalah dan tidak berfungsi tetapi bisa segera dideteksi melalui pengecekan rutin oleh jajaran Pusdalops PB BPBD Sumbar.

"Pengecekan rutin sudah kita lakukan dua hari lalu, karena itu data dari kondisi dari semua sirine sudah diketahui," ujarnya.

Ia merinci berdasarkan hasil evaluasi, dari 31 titik sirine yang tersebar di Kota Padang, terdapat empat yang tidak berfungsi, dan tiga tanpa laporan. Selebihnya aktif, kendati masih ada suaranya terlalu pelan.

Sirine yang tidak berfungsi itu diantaranya di Linggar Jati/Masjid Darussalam (manual dan otomatis), sirine Shelter Jl. Wisma Indah Parupuk Tabing (manual dan otomatis), sirine Grand Zuri Hotel Jl. Alang Laweh (manual dan otomatis, sirine Cavery Hotel, Jl. Bungus Teluk Kabung (manual dan otomatis), dan Surau Angku Sidi Alam/Masjid Jihad Jondul V Parupuk Tabing (otomatis).

Kemudian, ada tiga titik tanpa keterangan, yakni sirine di Masjid Darul Muttaqin Pasie Nan Tigo, sirine Kantor Bappeda Prov Sumbar, dan sirine SDN 03 Ujung Gurun Jl. Veteran.

Sementara di kabupaten/kota yang tidak aktif diantaranya sirine EWS Masjid Taqwa Labuhan, Sirine EWS Masjid Al Hidayah Masang, sirine EWS Masjid Nurul Iman Ujuang, sirine EWS Muaro Putuih, sirine EWS Masjid Suhada Subang dua, sirine EWS Masjid Banda Gadang dan sirine EWS Puskesmas Gasan Kaciak. Semuanya berada di Kabupaten Agam.

Selebihnya ada lima sirine milik BMKG yang juga tidak berfungsi yang tersebar di Padang Pariaman, Kota Pariaman, Pesisir Selatan, Kota Padang, Pasaman Barat, dan Kabupaten Agam.

"Secepatnya semua sirine ini diharapkan bisa segera berfungsi karena keberadaannya sangat vital untuk mitigasi bencana," ujarnya.

Baca juga: BMKG Banjarnegara kembangkan aplikasi sirine tsunami berbasis android

Baca juga: BPBD: Dua sirine peringatan dini tsunami di Banten sudah berfungsi

Baca juga: BMKG uji sirine peringatan dini tsunami di Cilacap

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021