Bogor (ANTARA News) - RSUD Cibinong kembali merawat pasien anak gizi buruk, kali ini berasal dari Kampung Babakan Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pasien bernama Fauziah usia satu tahun memiliki berat 6,4 kilogram, ia merupakan putri bungsu Syaefuddin yang bekerja sebagai guru ngaji di Kampungnya.

Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik RSUD Cibinong, Vitrie Winastri mengatakan, Fauziah telah dirawat selama dua hari dan saat ini kondisinya sudah mengalami kemajuan.

"Pasien dikategorikan gizi kurang, bukan gizi buruk. Karena berat badanya di bawah normal yakni 6,4 kg. Tapi sekarang sudah mulai ada kemajuan, berat badan sudah naik menjadi 7,8 kg," katanya saat dihubungi di Bogor, Senin.

Ia mengatakan, selain menderita gizi kurang, Fauziah juga menderita infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus yang berkembang karena daya tahan tubuh yang lemah.

Saat ini pasien masih di rawat di ruangan Teratai kamar 203, tempat yang sama dengan pasien Soleh Wanto, bayi gizi kurang yang meninggal minggu lalu.

Menurut Vetrie, Fauziah dikategorikan gizi kurang karena berat badannya tidak sesuai dengan usianya. Ia mengatakan, layaknya anak usia satu tahun berat badannya 7 hingga 10 kg.

Karena berat badannya kurang tersebutlah yang memicu timbulnya penyakit lain, seperti yang kini dideritanya infeksi paru-paru.

"Giri kurang disebabkan oleh kurangnya nafsu makan, sehingga berat badanya tidak normal. Kondisi ini memicu timbulnya penyakit lain," katanya.

Sementara itu, Syaefudin mengatakan, waktu lahir anak ke enamnya tersebut lahir dengan berat badan normal. Namun, karena kondisi ekonomi lemah, jadi makan setiap hari dengan seadannya, sehingga berat badannya tidak normal, ditambah kurangnya nafsu makan anaknya.

"Kami baru tahu anak saya mengalami gizi buruk setelah dibawa ke klinik kesehatan di Tanggerang," katanya.

Fauziah dirujuk ke RSUD Cibinong karena mengalami gangguan pernapasan akibat infeksi paru-paru.

Saat ini kondisinya sudah mulai stabil, dan sesak nafas Fauziah sudah berangsur-angsur berkurang.

Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dini Susanti mengatakan, pasien merupakan pasien Jamkesda dan seluruh biayanya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.

Ia mengatakan, salah satu faktor penyebab terjadinya gizi buruk atau gizi kurang adalah faktor kemiskinan dan kesadaran kebersihan lingkungan.

"Gizi buruk dapat diatasi, jika masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan berusaha memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak-anaknya," katanya.

Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah melakukan langkah-langkah mengatasi berkembangnya gizi buruk di antaranya, melakukan penimbangan balita yang dilakukan setiap tahun.

"Ini dilakukan du kali dalam setahun, setiap bulan Februari dan Agustus. Jika, orang tuanya tidak mau datang ke penimbangan balita, kami melakukan sistem jemput bola, dengan menjemput anaknya untuk di timbang," katanya.

Dini mengatakan, penimbangan dilakukan guna memastikan kondisi bayi di Kabupaten Bogor apakah sudah sesuai beratnya dan terhindar dari gizi buruk. (LR/KWR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011