Mungkin angka-angka itu mengejutkan komunitas analis tetapi bukan alasan kekecewaan sehingga masih ada pandangan umum bahwa ini bukan bisnis yang hilang tetapi bisnis yang ditunda dan tren ekonomi dan pasar terus naik
New York (ANTARA) - Wall Street menghapus penurunan awal dan menutup hari perdagangan terakhir bulan ini dengan kenaikan moderat pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena penguatan saham Microsoft membantu mengimbangi penurunan saham Amazon dan Apple setelah laba kuartalan pengecer daring dan pembuat iPhone itu mengecewakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 89,08 poin atau 0,25 persen, menjadi menetap di 35.819,56 poin. Indeks S&P 500 bertambah 8,96 poin atau 0,19 persen, menjadi berakhir di 4.605,38 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 50,27 poin atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 15.498,39 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor real estat merosot 1,19 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan menguat 0,95 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

S&P 500 telah jatuh sebanyak 0,65 persen pada hari sebelumnya. Indeks acuan ini naik 1,3 persen untuk minggu ini, kenaikan mingguan keempat berturut-turut, menandai kenaikan mingguan terpanjang sejak April. Untuk bulan ini, S&P melonjak 6,9 persen, kenaikan bulanan terbesar sejak November 2020.

Dow menguat 0,4 persen untuk minggu ini, sementara Nasdaq terangkat 2,7 persen, juga menandai empat kenaikan mingguan berturut-turut untuk masing-masing. Dow naik 5,8 persen untuk Oktober, kinerja bulanan terbaik sejak Maret, sementara Nasdaq melonjak 7,3 persen, merupakan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak November 2020.

Saham Microsoft Corp ditutup pada rekor tertinggi 331,62 dolar AS dan mengakhiri sesi dengan kapitalisasi pasar 2,49 triliun dolar AS, melampaui kapitalisasi pasar Apple Inc sekitar 2,48 triliun dolar AS.

Apple kehilangan 1,81 persen setelah memperingatkan dampak gangguan rantai pasokan akan lebih buruk selama kuartal penjualan liburan saat ini, sementara Amazon.com Inc jatuh 2,15 persen karena memperkirakan penjualan kuartal liburan suram di tengah kekurangan tenaga kerja.

Apple telah naik sekitar 2,5 persen sementara Amazon naik 1,6 persen di sesi Kamis (28/10), membantu mengirim indeks S&P 500 dan Nasdaq ke rekor penutupan tertinggi.

“Hal yang dapat diambil dari hari ini adalah ketahanan terhadap keseluruhan indeks meskipun 10 persen kapitalisasi pasar di dua perusahaan mengecewakan namun pasarnya datar. Ini ketahanan pasar, itu menunjukkan kepada saya bahwa trennya masih utuh,” kata David Joy, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial di Boston.

“Mungkin angka-angka itu mengejutkan komunitas analis tetapi bukan alasan kekecewaan sehingga masih ada pandangan umum bahwa ini bukan bisnis yang hilang tetapi bisnis yang ditunda dan tren ekonomi dan pasar terus naik.”

Dengan 279 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil keuangan mereka hingga Jumat (29/10) pagi, 82,1 persen telah melampaui ekspektasi laba, menurut data Refinitiv. Tingkat pertumbuhan laba tahun-ke-tahun saat ini untuk kuartal ketiga adalah 39,2 persen.

Pelaku pasar telah sangat dekat dengan kemampuan perusahaan untuk bermanuver melewati kekurangan tenaga kerja, meningkatnya tekanan harga dan kemacetan rantai pasokan, serta musim laporan keuangan yang solid telah membantu investor mengabaikan gambaran makroekonomi beragam dengan Federal Reserve siap segera mulai memangkas pembelian obligasi besar-besaran.

Pengumuman kebijakan bank sentral berikutnya adalah pada 3 November.

Data menunjukkan belanja konsumen AS meningkat kuat pada September, sementara tekanan inflasi meluas.

AbbVie Inc melonjak 4,56 persen karena produsen obat AS itu menaikkan perkiraan laba yang disesuaikan tahun 2021 untuk ketiga kalinya tahun ini.

Starbucks Corp jatuh 6,30 persen setelah jaringan kedai kopi itu mengatakan mereka memperkirakan margin operasi fiskal 2022 berada di bawah target jangka panjangnya karena inflasi dan investasi.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021