Muscat (ANTARA News) - Rakyat Oman yang memrotes korupsi mengatakan Selasa mereka tidak akan teredakan kemarahannya dengan reshuffle kabinet besar-besaran.

Lebih dari sepertiga dari para menteri kesultanan tersebut dipecat atau digeser, demikian AFP melaporkan.

Sultan Qaboos mengumumkan kabinet baru 29 menteri Senin menanggapi keluhan publik terhadap korupsi serta kekuasaan elit lama di negara Teluk yang strategis itu.

Menteri ekonomi dan dalam negeri berada diantara paling tidak 12 anggota kabinet yang akan kehilangan jabatan.

Banyak orang menganggap ini sebuah konsesi signifikan terhadap tuntutan para pemrotes atas nama sultan tercinta.

Para demonstran di Earth Roundabout di kota bagian utara Sohar, dimana aksi duduk-duduk telah berlangsung 10 hari, menyambut baik pengumuman kerajaan Senin malam namun bersumpah akan meneruskan demonstrasi damai mereka.

"Memecat para menteri tidak cukup. Kami minta mereka diadili," kata salah satu pemrotes, Ali Habib.

"Kami menuntut bahwa mereka dibawa ke pengadilan dan dilarang bepergian ke luar negeri."

Para pemrotes masih pula menuntut lapangan pekerjaan, kenaikan gaji dan pensiun.

Kabinet baru memiliki 29 menteri, ditambah sultan sendiri sebagai perdana menteri. Dia juga menduduki jabatan menteri pertahanan, keuangan dan luar negeri.

Menteri Ekonomi Ahmad bin Abdel Nabi Mekki dan Menteri Dalam Negeri Saud bin Ibrahim al-Busaidi termasuk pimpinan terbesar dalam daftar resmi, bersama dengan Menteri Perdagangan dan Industri Maqbool bin Ali bin Sultan.

Kementerian Mekki dibubarkan total, sementara Busaidi digantikan oleh Menteri Layanan Sipil Faisal bin Said al-Busaidi, kata kantor berita resmi ONA.

Reshuffle sudah diperkirakan setelah Sultan Qaboos Sabtu memecat dua menteri guna menjawab keluhan para pemrotes, yang menyoroti korupsi dan lambannya reformasi demokrasi.

Paling tidak seorang pemrotes terbunuh dalam bentrokan dengan polisi di Sohar pada 27 Februari namun Oman sebagian besar jauh dari kekerasan yang telah mencengkeram negara-negara Arab lain termasuk Mesir, Tunisia, Libya dan tetangganya Yaman.

Washington menyambut baik reformasi yang diadopsi sekutu penting Barat di Selat Hormuz yang strategis, melalui mana 40 persen pengapalan minyak dunia melintas.

"Kami tersemangati dengan langkah-langkah menuju reformasi belakangan yang diambil oleh pemerintah Oman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley kepada wartawan.

"Dan kami sangat mendorong pemerintah untuk terus mengimplementasikan reformasi, meningkatkan kesempatan ekonomi dan langkah kearah penyertaan serta partisipasi lebih besar dalam proses politik." (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011