Untuk Tunnel #1 Kami menggunakan shield tunneling dengan bantuan TBM sebagai alternatif untuk metode pengeboran di batu dan hand mining konvensional di tanah.
Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mempercepat proses konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung melalui penggunaan Tunnel Boring Machine (TBM) yang akan memperlancar kerja pengeboran di daerah kritis.

Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu, mengatakan metode ini sangat tepat digunakan untuk pengeboran Tunnel #1 sepanjang 1.885 meter di kawasan Halim yang dekat dengan jalan tol dan perkotaan serta lalu lintas yang ramai dan padat penduduk.

"Untuk Tunnel #1 Kami menggunakan shield tunneling dengan bantuan TBM sebagai alternatif untuk metode pengeboran di batu dan hand mining konvensional di tanah," katanya.

Baca juga: Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bakal pacu ekspansi bisnis

Ia memaparkan, melalui aplikasi TBM, gangguan terhadap tanah di sekitar lokasi pengeboran dapat diminimalisir. Selain itu, dinding yang dihasilkan dari pengeboran akan lebih rapi sehingga dapat mengurangi biaya pelapisan terowongan.

"Keuntungan penggunaan TBM adalah membatasi gangguan ke tanah sekitarnya dan menghasilkan dinding terowongan yang mulus. Ini secara signifikan mengurangi biaya pelapisan terowongan, dan membuatnya cocok untuk digunakan di daerah perkotaan yang padat," katanya.

Dwiyana juga memastikan TBM yang memiliki diameter 13,9 meter dengan panjang hingga 103,5 meter dan digunakan pada pengeboran Tunnel #1 ini merupakan TBM terbesar di Asia Tenggara.

"TBM yang digunakan di Tunnel #1 memiliki diameter hingga 13,9 meter dan panjang 103,5 meter. Ukuran ini menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara," katanya.

Berbekal kapabilitas drilling speed yang mencapai delapan meter persen jam dan torque rate hingga 28.645 k.n.m, mesin ini berperan besar dalam upaya penggalian Tunnel #1 yang selesai pada 15 Desember 2020 dengan waktu durasi konstruksi selama 13 bulan.

Dalam praktiknya, pengeboran Tunnel #1 ini mengadopsi metode shield tunnelling dengan TBM, dan menggunakan bentonite slurry (campuran air dan bentonite) yang dialirkan menuju bagian depan mata bor untuk menurunkan temperatur mata mesin bor sekaligus mengalirkan sisa galian dari terowongan menuju Slurry Treatment Plant (STP).

Baca juga: KCIC: Stasiun Padalarang bantu integrasi kereta cepat dengan pengguna

STP memiliki pengaruh langsung pada keandalan dan kinerja pekerjaan pembuatan terowongan. Apabila terjadi kesalahan dalam konfigurasi teknis STP, maka TBM akan berhenti dan menghentikan potensi bahaya pada kondisi sekitarnya.

Dalam STP, slurry akan dipisahkan dari sisa galian untuk digunakan kembali dalam proses penggalian. STP melakukan penyaringan standar yang memisahkan tanah yang lengket sehingga menjadi partikel yang lebih besar seperti kerikil dan pasir.

Kemudian pada tahapan selanjutnya, dilakukan penyaringan untuk pasir halus, partikel berlumpur dan lempung halus. Proses penyaringan demi penyaringan ini dilakukan untuk memastikan kualitas bentonite yang dipakai tetap dalam kualitas terbaik.
Dokumentasi - Salah satu terowongan konstruksi pada pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (ANTARA/HO-Istimewa)


Tidak hanya itu, bentonite slurry juga berguna untuk menurunkan temperatur mata mesin bor yang sedang beroperasi. Sehingga, bentonite slurry ini penting untuk dipastikan tetap dalam spesifikasi yang sudah ditentukan untuk mempertahankan penggalian yang efisien.

Baca juga: Pengamat: Kereta cepat akan tingkatkan daya saing

STP ini menjadi bagian sangat penting dalam proses penggalian tunnel #1 dikarenakan hasil buangan tanah yang sudah tergali ini harus terjamin dan aman dari zat berbahaya kimia yang dapat merusak lingkungan.

Dengan  STP dalam pekerjaan Tunnel #1, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menunjukkan komitmen pembangunannya untuk tetap memperhatikan lingkungan dan bisa menerapkan konsep reduce, reuse, recyle dengan baik.

Selain TBM, proses pengerjaan konstruksi 12 terowongan lainnya pada trase KCJB lainnya juga menggunakan cara yang tak kalah canggih, yaitu New Austrian Tunneling Method (NATM) atau Sequential Tunneling Method (STM) yang menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga sebelum diberi lapisan beton.

"Selain Tunnel #1, Kami menggunakan metode NATM yang sudah dikenal dunia sebagai terobosan yang baik di dunia konstruksi terowongan," tutur Dwiyana.

Kecanggihan teknologi untuk pengerjaan terowongan kereta cepat juga ditunjang dengan pemakaian mesin peluncur gelagar (Girder Launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erection Machine.

Teknologi ini membantu proses pemasangan girder box (kotak gelagar) di dalam terowongan menjadi lebih cepat dan efisien. Pengaplikasian peluncur gelagar juga terhitung ramah lalu lintas karena dengan teknologi ini, gelagar bisa langsung dinaikkan ke struktur layang untuk kemudian dipasang di titik yang dituju, tanpa mengganggu badan jalan.

Di samping fitur yang lebih fleksibel, peluncur gelagar jenis ini memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan kotak gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.




 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021