Sukabumi (ANTARA News) - Ribuan nelayan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merugi akibat melonjaknya harga es balok untuk pendingin dan pengawet ikan hasil tangkapan nelayan.

Dari informasi yang dihimpun ANTARA, harga es balok naik yang awalnya Rp11.500 per balok saat ini mencapai Rp17 ribu per balok karena naiknya tarif daftar listrik sehingga perusahaan menaikan harga dasar es balok.

Wakil Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Sukabumi, Tendi Sudama, mengatakan, akibat naiknya harga es balok di Palabuhanratu, ribuan nelayan merugi karena biaya operasional melonjak dibandingkan penghasilan atau pendapatan para nelayan.

"Kami sangat keberatan dengan naiknya harga es balok ini. Apalagi, nelayan tradisional yang hanya mengandalkan es balok untuk mengawetkan hasil tangkapannya dari laut agar tidak busuk sampai ke darat," kata Tendi.

Tendi menuturkan, selain merugikan nelayan karena beban biaya operasional akibat baiknya harga es ini, nelayan bingung untuk melaut, karena pada saat ini kondisi cuaca yang tidak menentu dan hasil tangkapan ikan yang sangat minim."Musim paceklik yang berkepanjangan ditambah naiknya harga es menambah kesengsaraan para nelayan," tuturnya.

Lebih lanjut, setiap nelayan yang melaut sedikitnya membutuhkan 50 batang sampai 100 batang bahkan lebih es balok.

Untuk mengurangi kerugian, nelayan di Palabuhanratu menaikkan harga ikan laut saat sampai ke tempat pelelangan ikan. . "Harga ikan saat ini sudah naik selain dikarenakan faktor cuaca atau hasil tangkapan, naiknya juga disebabkan karena nelayan menaikkan harga dasar ikan laut untuk menutup kerugiannya," ujar Tendi.

Pihaknya juga sangat menyayangkan dengan naiknya harga es balok mulai dari perusahaan sampai agen. Menurutnya, es balok merupakan salah satu kebutuhan dasar nelayan untuk bisa melaut. "Pasalnya hampir 90 persen lebih nelayan di Palabuhanratu tidak mempunyai alat pendingin ikan, yang kebanyakan masih menggunakan es balok," tambahnya.

Salah seorang nelayan Palabuhanratu, Asep menuturkan, naiknya  harga es balok  dirasakan sangat berat oleh dirinya dan nelayan lain. "Jika saya tetap melaut saya hanya mendapatkan rugi ," singkatnya.
(KR-ADR/A028)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011