Indonesia berpotensi menjadi raksasa ekonomi terbesar ke-4 dunia
Jakarta (ANTARA) - Indonesia merupakan mitra dagang dan ekonomi penting bagi Swiss, ujar Ketua Parlemen Swiss Alex Kuprecht.

"Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, setelah Amerika Serikat, dan India. Indonesia berpotensi menjadi raksasa ekonomi terbesar ke-4 dunia" ujar Alex Kuprecht dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan Indonesia telah menjadi salah satu dari delapan negara prioritas dalam program kerja sama pembangunan ekonomi SECO sejak 2009.

Kerja sama pembangunan ekonomi antara Swiss dan Indonesia periode 2021-2024 antara lain penguatan institusi publik melalui penggunaan sumber daya yang efisien serta penguatan daya saing sektor swasta, terutama UMKM, dan pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan fokus khusus kepada isu kesetaraan gender, perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: KBRI Bern kembali gelar "Remarkable Indonesia Fair" di Swiss

Ia mengatakan IE-CEPA, perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan empat negara EFTA yang beranggotakan Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia, berlaku pada 1 November 2021.

Kuprecht mengatakan mayoritas masyarakat Swiss mendukung terwujudnya perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia dalam IE-CEPA.

Hal itu terlihat berdasarkan hasil pemungutan suara atau referendum yang dilaksanakan pada Maret lalu.

"Dengan adanya perjanjian IE-CEPA diharapkan dapat mendorong peningkatan kerja sama antara  Indonesia dan Swiss," kata dia.

Baca juga: Swiss kirim 600 oksigen konsentrator ke Jakarta

Ruang lingkup dalam IE-CEPA meliputi perbaikan akses pasar, kepastian hukum dalam produk dan layanan, pengadaan barang dan jasa, serta hak-hak tenaga kerja.

"Dampak positif dari perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif itu antara lain perdagangan berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja bagi negara-negara EFTA yang beranggotakan Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia," kata dia.

Alex Kuprecht mengunjungi Jakarta dalam rangka membicarakan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dan Kemitraan antara ASEAN dan Swiss.

Ketua Parlemen itu bersama dengan Anggota Parlemen Swiss Benedikt Würth akan mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata di Lombok yang mengajarkan manajemen berkelanjutan.

Baca juga: Produk perabot Indonesia laku keras di Swiss
Baca juga: Indonesia capai surplus perdagangan Rp10,37 triliun terhadap Swiss

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021