memantau melalui Early Warning System di kedua sungai tersebut secara rutin
Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memetakan serta melakukan pemantauan terhadap titik-titik yang berpotensi terjadi genangan memasuki musim hujan guna mengantisipasi luapan air.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Senin menyampaikan bahwa Pemkot Kediri telah mempersiapkan berbagai antisipasi berdasar pengalaman Kota Kediri dan daerah lainnya pada tahun-tahun sebelumnya.

"Selain berfokus pada pemulihan ekonomi, saat ini Kota Kediri dan daerah lainnya juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang cukup ekstrem. Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya dan adanya peringatan dari BMKG Juanda, maka Pemkot Kediri telah mempersiapkan antisipasi kejadian hidrometeorologi di Kota Kediri sehingga dapat mengurangi potensi kerugian dan korban dari kejadian tersebut," kata Mas Abu.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri Indun Munawaroh mengemukakan kegiatan pemetaan dan pemantauan titik rawan bencana di Kota Kediri itu dimulai dengan peningkatan kapasitas Tim Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD Kota Kediri. Ada 12 orang yang disiagakan. Selain itu, persiapan alat-alat evakuasi juga disiapkan.

"Untuk peningkatan kapasitas lebih kepada bagaimana melakukan asesmen awal terhadap kejadian bencana serta olah fisik," kata Indun.

Ia menegaskan, bahwa pemantauan itu juga diiringi dengan peningkatan koordinasi terhadap beberapa OPD terkait guna mempercepat penanganan. Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi luapan air.

"Minggu (31/10), kami lakukan pemantauan di beberapa titik genangan dan memberi peringatan ke masyarakat yang melintas di titik tersebut. Selain itu kami juga koordinasikan dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas PUPR," kata dia.

Selain itu, proses pemantauan debit air, BPBD Kota Kediri juga melakukan pemantauan di Sungai Kresek Kelurahan Ngadirejo dan Sungai Kedak di Kelurahan Ngampel.

"Kami memantau melalui Early Warning System yang ada di kedua sungai tersebut secara rutin tergantung potensi bencana," kata Indun.

Indun mengatakan pada kondisi pancaroba, BPBD Kota Kediri fokus pada peringatan dini dari BMKG Juanda terkait hujan disertai angin kencang dan petir dan kecepatan angin yang berpotensi angin kencang.

Baca juga: Akses jalan Malang-Kediri kembali tertutup akibat longsor susulan

Baca juga: BPBD Jatim prediksi November hujan mulai merata


Beberapa laporan telah masuk, seperti yang terjadi di area Pasar Mrican, Kota Kediri, terdapat laporan pohon tumbang dan langsung ditangani oleh BPBD Kota Kediri pada Senin (1/11) sore.

BPBD Kota Kediri berharap masyarakat juga selalu waspada terhadap berbagai macam potensi bencana, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat apel siaga banjir di Bendungan Semantok, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Senin mengatakan meminta pemerintah daerah siap siaga menghadapi fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung 2021 yang berpotensi meningkatkan curah hujan serta bisa mendorong terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Gubernur mengemukakan mitigasi diperlukan guna meminimalisir dampak kerugian dan korban dari fenomena La Nina tersebut. Kesiapan personel, alat dan sarana pendukung harus dilakukan sedini mungkin agar tidak gagap jika sewaktu -waktu terjadi bencana.

"Selain apel kesiapsiagaan, mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkan saluran air dan selokan, pengerukan sungai, pembenahan tanggul sungai, optimalisasi drainase, pemangkasan pohon, dan lain sebagainya," kata Gubernur. 

Baca juga: BPBD Kediri manfaatkan pentas boneka edukasi kebencanaan

Baca juga: BPBD tetapkan tiga kelurahan tangguh bencana di Kediri-Jatim

 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021