Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Ahmad mengatakan pihaknya menargetkan program zakat dari Baznas Microfinance Desa (BMD) dapat menyasar masyarakat korban rentenir daring.

"Kami sedang menggalakkan BMD, nanti akan berbasis pasar untuk mitigasi adanya pinjaman online yang sedang marak," kata Noor Ahmad pada Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengumpulan Zakat (Rakornas UPZ) di Jakarta Utara, Senin.

Menurut Noor Ahmad, BMD merupakan program yang melakukan pendayagunaan zakat untuk usaha produktif kepada masyarakat tergolong lemah (mustahik) dan memiliki komitmen berwirausaha bentuk permodalan.

Noor menyatakan, jerat rentenir daring sudah demikian mengkhawatirkan, bahkan ada kasus warga bunuh diri karena tidak mampu membayar utang yang berlipat ganda.

Dengan target unit pengumpulan zakat yang semakin meningkat di tahun 2022, kata dia, harapannya semakin banyak masyarakat yang akan disejahterakan oleh program zakat nasional, dan masyarakat tidak perlu lagi meminjam uang dari rentenir untuk berbagai kebutuhan, misalnya menambah modal usaha, membayar sekolah, dan lain-lain.

"Jadi ada program pemberdayaan, misalnya pemberdayaan masyarakat miskin, pemberdayaan beasiswa, dan pemberdayaan UMKM," katanya.

Baca juga: Pengumpulan dana ZIS di Jakarta Timur sudah 80 persen dari target
Baca juga: Maksimalkan ZIS, Sucofindo-Baznas luncurkan unit pengumpul zakat


Sementara itu, Pimpinan Baznas bidang Penghimpunan, Rizaludin Kurniawan, mengatakan, target Baznas RI terus meningkatkan penghimpunan zakat, infak dan sedekah (ZIS) sebesar 30 persen dari tahun lalu, meskipun tengah dalam masa krisis akibat pandemi COVID-19.

"Nanti juga akan kami musyawarahkan berapa targetnya. Kalau tahun lalu (2021) Rp188 miliar, pada tahun ini (2022) naik minimal 30 persen. Tapi nanti kita lihat di forum ya, siapa tahu bisa naik sampai 100 persen," kata Kurniawan.

Sepanjang 2020, Baznas RI menghimpun dana ZIS sebesar Rp385,5 miliar sedangkan pada 2019, penghimpunan mencapai Rp296 miliar.

"Angkanya tumbuh terus, awalnya 2016 itu cuma Rp68 miliar, tumbuh 600 persen dari 2016-2021. Jadi di periode pandemi juga naik ya, justru sekarang target tahun ini (2021) untuk Unit Pengumpul Zakat ini Rp188 miliar, sekarang sampai Oktober ini Rp190 miliar. Tahun lalu juga meningkat," kata Kurniawan.

Baca juga: Baznas Bazis Jaksel optimistis pengumpulan ZIS 2021 lampaui target
Baca juga: Dana ZIS Jakarta Utara terkumpul Rp9,4 miliar

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021