Glasgow (ANTARA) - Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan target India untuk mencapai emisi karbon nol bersih (net zero) pada 2070 atau dua dekade lebih lama dari tenggat waktu yang disebut para ilmuwan diperlukan untuk mencegah dampak perubahan iklim.

Berbicara dalam KTT Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasgow, Skotlandia pada Senin (1/11), Modi membela India yang telah berpegang teguh pada janji iklimnya "dalam semangat dan di atas kertas".

Ia menyebut negaranya mencakup 17 persen dari populasi dunia, tetapi hanya bertanggung jawab atas 5 persen dari emisi global.

Modi mengatakan kepada para pemimpin dunia lainnya bahwa India akan meningkatkan alokasi energi terbarukan dalam bauran energinya dari sekitar 38 persen tahun lalu menjadi 50 persen pada 2030.

Baca juga: Indonesia, 100 pemimpin dunia janji 2030 sudah hentikan deforestasi

Dalam pidatonya, Modi juga menyerukan dorongan global untuk mengadopsi gaya hidup berkelanjutan.

"Alih-alih konsumsi tanpa berpikir dan destruktif, kita membutuhkan pemanfaatan yang sadar dan berhati-hati," kata dia, merujuk pada pilihan konsumen di berbagai bidang mulai dari pengemasan hingga diet.

"Pilihan-pilihan ini, yang dibuat oleh miliaran orang, dapat membawa perang melawan perubahan iklim selangkah lebih maju," ujar Modi, menambahkan.

Seorang pejabat COP menyambut baik komitmen India untuk 2030 tetapi menyatakan keterkejutannya pada tujuan 2070 yang melampaui target nol bersih China tahun 2060.

Baru minggu lalu, India yang saat ini merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat, menolak seruan untuk mengumumkan target emisi nol karbon bersih.

Baca juga: India enggan tetapkan target netral karbon

India menilai lebih penting bagi dunia untuk menyusun rencana yang masuk akal untuk mengurangi emisi.

AS, Inggris, dan Uni Eropa telah menetapkan target 2050 untuk mencapai emisi nol bersih. Pada saat itu, mereka hanya akan mengeluarkan sejumlah gas rumah kaca yang dapat diserap oleh hutan, tanaman, tanah, dan "teknologi penangkap karbon".

China dan Arab Saudi sama-sama menetapkan target untuk 2060, tetapi para kritikus mengatakan target itu sebagian besar tidak berarti tanpa tindakan nyata saat ini.

Para ilmuwan mengatakan dunia perlu mengurangi separuh emisi global pada 2030 dan mencapai nol bersih pada 2050 untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan komitmen tangani perubahan iklim di COP26
Baca juga: Menunggu keajaiban dari Glasgow

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021