Batam (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengaku optimistis Provinsi Kepulauan Riau mampu menurunkan angka prevalensi stunting (kekerdilan) menjadi 14 persen pada tahun 2024.

“Waktunya tinggal dua setengah tahun lagi. Namun, saya optimistis bisa tercapai, karena stunting di daerah ini paling rendah nomor dua di Indonesia,” kata Hasto dalam acara Pencanangan Kelurahan Bebas Stunting Kota Batam Tahun 2021 yang diikuti di Batam, Rabu.

Baca juga: BKKBN sebut dua juta balita miliki bakat stunting selama pandemi

Hasto menyebutkan angka prevalensi stunting Provinsi Kepulauan Riau saat ini sebesar 16,8 persen, setelah Bali yang menduduki peringkat pertama dengan angka 11 persen. Sedangkan untuk Kota Batam sendiri prevalensi stunting sebesar 6,02 persen. 

Ia mengaku semakin optimistis dengan melihat kuatnya kerja sama yang dilakukan, baik oleh pemerintah daerah maupun para pemangku kepentingan untuk membantu mencapai angka stunting yang ditargetkan oleh pemerintah.

Bahkan, mahasiswa dari perguruan tinggi juga ikut dikerahkan untuk memberikan pendampingan sekaligus pengetahuan kepada para ibu hamil, calon pasangan pengantin dan pasangan usia subur (PUS).

“Wakil wali kota sampaikan seperti itu bahwa sudah ada 27 perguruan tinggi yang melakukan MoU dengan kita untuk mengentaskan stunting,” tegas Hasto.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga meminta pemerintah daerah untuk terus mengawasi dan mencegah terjadinya pernikahan dini pada anak agar dapat mengurangi risiko stunting yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Baca juga: Mengenali keluarga berisiko stunting merupakan strategi penting

Baca juga: UI kampanye edukasi sosial turunkan stunting di Manggarai Barat


Hasto berharap dengan antusias tinggi dari semua komponen masyarakat yang ada, Kota Batam dapat menjadi kelurahan dan kota percontohan yang dapat diikuti oleh kota-kota lain di Tanah Air.

“Daya optimis Kepulauan Riau, khususnya Kota Batam diharapkan dapat menjadi percontohan stunting di Indonesia. Saya kira ini akan terwujud dengan baik,” kata dia.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021