Tanjungpinang (ANTARA) - Wakil Bupati Lingga, Kepulauan Riau, Neko Wesha Pawelloy, menggelar lomba pantun yang berisi kritik secara produktif bagi pemerintah daerah.

"Ini (Lomba Pantun Kritik) inisiatif saya pribadi untuk mengajak masyarakat Lingga memberi kontribusi berupa kritik yang produktif lewat pantun," kata Neko, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Rabu.

Neko mengumumkan lomba pantun itu melalui akun pribadinya di media sosial.

Menurut dia, ide itu muncul lantaran Lingga sudah berusia 18 tahun. Di usia yang relatif dewasa ini, Pemda semestinya sudah dapat menerima kritikan yang positif dari masyarakat.

Baca juga: Erick Thohir ajak lestarikan pantun sebagai warisan budaya Indonesia

Baca juga: Ini adu pantun para wali kota/bupati Jakarta saat HUT ke-494


"Usia Lingga sudah menanjak 18 tahun, sudah akil baliq dalam Islam. Artinya di usia dewasa kabupaten kita ini, masyarakat memiliki hak untuk bersuara baik itu kritik maupun saran," ujarnya.

Pantun sebagai salah satu karya sastra yang merupakan bagian dari puisi melayu tentunya tidak terlepas dari jati diri Kabupaten Lingga, sebagai Bunda Tanah Melayu yang lahir dari Kerajaan Riau-Lingga, yang telah melahirkan banyak sastrawan ternama salah satunya Raja Ali Haji. Presiden telah menetapkan Raja Ali Haji sebagai Pahlawan Nasional di bidang bahasa.

Ia menjelaskan bahwa pantun memiliki ciri yang khas, digunakan dalam setiap pertemuan bahkan oleh orang-orang terdahulu tidak jarang pantun dijadikan kata-kata dalam komunikasi untuk mengingatkan atau menyindir dengan bahasa sastra yang indah, yang membuat pendengar atau penerimanya tidak tersinggung.

"Tentunya sebagai jati diri orang Melayu, yang sangat identik dengan sopan santun, dan pantun sering dijadikan bahasa kiasan untuk menyindir, atau mengingatkan," ujarnya.

Pada November 2021 yang merupakan bulan lahirnya Kabupaten Lingga, sebagai daerah otonom, Neko juga ingin seluruh masyarakat ikut merasakan dampak dari kehadiran kabupaten tersebut, sehingga pemerintah perlu dikritik untuk mendapatkan masukan dan saran yang baik.

"Pemerintah perlu dikritik, dan media sosial dapat jadi sarana positif untuk memberikan kritik yang membangun, dan mengingatkan kami selaku pemimpin," tuturnya.

Salah satu syarat peserta pantun yaitu, Video Pantun ditayangkan di masing-masing akun media sosial (Facebook dan Instagram) dengan menambah tagar #kritikpakwabup, #nwpbepantun #hutlinggake18 dan menandai akun resmi media sosial, Halaman Facebook: @nekoweshapawelloy dan Instagram: @nekoweshapawelloy dan wajib mengikuti halaman facebook dan instagram nekoweshapawelloy.*

Baca juga: Menparekraf berpantun wisata Jatim di hadapan Gubernur Khofifah

Baca juga: Sapri Pantun berpulang, Ruben Onsu hingga Rizky Billar sampaikan duka

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021